Ahad , 03 Jul 2016, 11:13 WIB

Sudah 4,4 Juta Wisman Kunjungi Indonesia Hingga Mei

Red: Dwi Murdaningsih
Antara/Rivan Awal Lingga
Wisatawan asing menggunakan kacamata gerhana saat menyaksikan Gerhana Matahari Total (GMT) di Planetarium, Jakarta, Rabu (9/3).
Wisatawan asing menggunakan kacamata gerhana saat menyaksikan Gerhana Matahari Total (GMT) di Planetarium, Jakarta, Rabu (9/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pariwisata Indonesia semakin bergairah. Optimisme pelaku bisnis pariwisata pun makin tinggi. Kunjungan wisman ke tanah air melalui seluruh pintu masuk pada bulan Mei 2016 adalah 915.206 atau meningkat sebesar 7,37 persen dibandingkan bulan yang sama, Mei 2015. Tahun lalu jumlahnya 852.388 wisatawan. Bagaimana dengan angka komulatif dari Januari sampai dengan Mei 2016?

“Bagus! Meningkat 7,48 persen, lebih besar persentasenya dari capaian jumlah wisman pada bulan Mei 2016. Secara kumulatif, kunjungan wisman ke Indonesia melalui seluruh pintu masuk bulan Januari sampai Mei 2016 berjumlah 4.433.932. Itu berarti naik dari periode yang sama tahun lalu sejumlah 4.125.233. Kita masih surplus,” kata Menpar Arief Yahya.

Jika dilihat berdasarkan kebangsaan, kunjungan wisman bulan Mei 2016 di 19 pintu utama dibandingkan bulan Mei 2015 tercatat yang mengalami pertumbuhan yang tinggi. Paling tinggi lompatannya adalah Mesir sebesar 58,05 persen, lalu Cina sebesar 45,53 persen, Rusia sebesar 33,50 persen, Bahrain sebesar 28,91 persen, dan India sebesar 28,15 persen.

“Pelajari angka-angka itu semua! Cina semakin menggeser posisi Australia di posisi ketiga terbesar, setelah Singapura dan Malaysia. Selama ini Australia selalu di posisi ketiga,” kata dia.

Cukup unik perkembangan dua negara itu, yakni Cina dan Australia. Saat ini outbond Australia terbanyak ke Indonesia, bukan lagi ke Selandia Baru yang sudah bertahun-tahun selalu menjadi tujuan wisata utama orang Australia. “Maklum, New Zealand itu dekat secara emosional, dekat secara gegrafis atau jarak. Tentu lebih murah juga orang Australia ke Selandia Baru,” kata Arief Yahya.

Dia mengatakan mulai April ini, outbond Australia lebih banyak ke Indonesia. Menurut Arief, ada alasan yang sangat kuat mengapa mereka memilih Bali and Beyond, Lombok, Banyuwangi, Labuhan Bajo, Mentawai, dan lainnya sampai ke Raja Ampat. Viral dari mulut ke mulut, dari medsos ke medsos tidak bisa dihindari, dan terus bergulir. Keindahan alam dan budaya tidak bisa tersaingi oleh apapun buatan manusia, ketika selera orang ada di dua hal itu.

“Itu juga menunjukkan promosi kita semakin terasa dampaknya,” ungkap Arief.

Dibandingkan dengan tahun 2015 lalu. Capaian dari bulan Januari hingga Mei 2015 tercatat yang mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu Mesir sebesar 56,72 persen, Bahrain sebesar 45,56 persen, India sebesar 30,64 persen, Inggris sebesar 25,47 persen dan Cina sebesar 25,27 persen.

“Tiongkok, India, Mesir, Bahrain, dua tahun beerturut-turut tumbuh pesat. Jika akses ke Negara-negara itu semakin banyak direct flight, pasti akan bertambah lebih pesat. India yang tidak ada penerbangan langsung saja angkanya sudah lebih dari 35 ribu sebulan, berarti lebih dari seribu orang per hari? Sudah layak diterbangi oleh Garuda,” kata Arief Yahya.

Kunjungan wisman pada tiga pintu besar dari 19 pintu masuk utama bulan Mei 2016 dibandingkan bulan Mei 2015, yaitu Soekarno Hatta mengalami penurunan sebesar -1,41 persen, Batam pun mengalami penurunan sebesar –11,01 persen, sedangkan Ngurah Rai meningkat sebesar 37,13 persen. Jika dibandingkan bulan Januari hingga Mei 2015, yaitu: Soekarno Hatta meningkat 3,76 persen, Ngurah Rai meningkat sebesar 20,98 persen, namun Batam mengalami penurunan sebesar -3,49 persen.

“Ayo, Great Batam harus lebih agresif lagi mencari costumers,” kata Arief Yahya.