Keutamaan Itikaf pada 10 Terakhir Ramadhan

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah

Kamis 21 Apr 2022 00:15 WIB

Umat Islam membaca Alquran ketika beritikaf di Masjid Hasanuddin Madjedi, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin (3/5/2021). Keutamaan Itikaf di 10 Terakhir Ramadhan Foto: BAYU PRATAMA S/ANTARA FOTO Umat Islam membaca Alquran ketika beritikaf di Masjid Hasanuddin Madjedi, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin (3/5/2021). Keutamaan Itikaf di 10 Terakhir Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah SAW memberikan teladan bagi umatnya untuk menjalankan amalan i’tikaf pada 10 hari terakhir Ramadhan. Karena itu, umat Islam di bulan suci ini banyak melakukan i’tikaf di masjid-masjid untuk meraih berbagai keutamaannya.

Dalam karyanya Fath al-Qarib al-Mujib, Syaikh Muhammad bin Qasim al-Ghazi menjelaskan, i’tikaf  berarti berdiam diri di masjid dengan sifat tertentu. I’tikaf hukumnya sunnah dan waktunya boleh dilakukan kapan saja.

Baca Juga

Namun, menurut Syaikh al-Ghazi, melakukan i’tikaf di 10 hari terakhir di bulan Ramadhan lebih utama dibandingkan waktu lainnya. Karena, pada 10 hari terahir Ramadhan terdapat malam yang begitu mulia, yaitu Lailatul Qadar.

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Carilah Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Imam Nawawi mengutip sebuah hadis dari Aisyah Radiyallahu anha yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW juga selalu melakukan i'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, sampai beliau dipanggil Allah SWT (wafat). Setelah Rasulullah SAW wafat, istri-istrinya meneruskan kebiasaan i’tikaf.

Berdasarkan keterangan dalam kitab Al-adzkar An-Nawawi karya Syekh Muhyiddin Abu Zakariyya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, setidaknya ada empat keutamaan yang didapatkan umat Islam jika beri’tikaf di 10 hari terakhir Ramadhan.

Pertama, yaitu i’tikaf dapat menjadi sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan cara sholat sunnah dan berdzikir di masjid. Kedua, i’tikaf pada 10 hari terakhir Ramadhan juga dapat didoakan malaikat agar mendapat ampunan dari Allah SWT. Ketiga, i’tikaf juga dapat menjauhkan dari api neraka.

Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani dan Baihaqi, Ibnu Abbas Radiyallaahu anhu (RA) berkata:

"Barangsiapa beritikaf satu hari karena mengharap keridhaan Allah, Allah akan menjadikan jarak antara dirinya dan api neraka sejauh tiga parit, setiap parit sejauh jarak timur dan barat”. (HR. Thabrani dan Baihaqi)

Keempat, umat Islam yang melakukan i’tikaf pada 10 hari terakhir Ramadhan dapat diampuni segala dosanya, dibangunkan istana di surga, dan mendapatkan malam Lailatul Qadar.