Ramadhan Inspirasi Terciptanya Keadilan Sosial

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko

Kamis 21 Apr 2022 03:50 WIB

Ilustrasi Ramadhan Foto: dok. Republika Ilustrasi Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID,  DOHA -- Direktur Penelitian Institute for Social Policy and Understanding di Qatar, Dalia Mogahed menyampaikan pemaparan tentang keutamaan Ramadhan sebagai bahan bakar spiritual. Ramadhan merupakan momentum bagi orang-orang untuk bekerja demi masyarakat yang lebih baik, lebih adil, lebih berbelas kasih.

Mogahed meyakini bulan Ramadhan adalah soal solidaritas, pertumbuhan spiritual, dan keadilan sosial. Direktur organisasi yang memimpin penelitian tentang tantangan dan peluang Muslim Amerika itu juga menyampaikan, Ramadhan dapat menanamkan rasa empati yang dialaminya dan menjadi sumber inspirasi untuk melayani kemanusiaan.

Baca Juga

"Ramadhan menahan dan mengendalikan sebuah dorongan yang mengarah pada kebalikan dari keadilan dan kasih sayang, seperti penindasan, perampasan hak orang lain, keserakahan, nafsu kekuasaan, kemarahan yang tidak terkendali," kata Mogahed, seperti dilansir Gulf Times, Rabu (20/4).

Menurut dia, semua itu adalah hal-hal yang harus dipelajari untuk dikuasai selama 'kamp pelatihan' spiritual 30 hari ini. Dengan memanfaatkan energi spiritual ini, seharusnya setiap Muslim merasa terinspirasi untuk bekerja demi masyarakat yang lebih adil.

"Apa yang Ramadhan juga ajarkan kepada kita adalah bagaimana rasanya lapar. Banyak dari kita tidak pernah merasakan ini kecuali saat berpuasa, sementara yang lain mengalaminya setiap hari. Ketika kita memiliki empati pengalaman ini untuk mereka yang mungkin kelaparan sepanjang tahun, itu dapat menginspirasi kita dengan cara yang tidak akan terjadi jika kita tidak merasakannya," jelasnya.

Empati pengalaman diperoleh dengan mengalami sendiri perjuangan orang lain, bukan hanya mendengarnya. Rasa haus dan lapar Ramadhan benar-benar dapat mengubah cara berpikir tentang berinvestasi dalam mengurangi penderitaan.

"Secara teori, kita semua ingin berkomitmen lebih baik pada keadilan sosial, tetapi ketika kita sendiri merasakan sedikit kesulitan, itu memicu sesuatu di dalam diri kita di mana kita memiliki tingkat komitmen yang berbeda," ujarnya.

Mogahed juga mengingatkan, transformasi spiritual yang mendalam dapat terjadi selama Ramadhan secara tidak sadar. "Jika esensi sejati Ramadhan dan semua aspeknya dipahami dengan lebih baik, akan ada rasa hormat dan kekaguman yang lebih besar untuk sepanjang tahun selanjutnya," ungkapnya.

"Bulan suci Ramadhan adalah waktu persiapan untuk menghadapi sisa tahun ini. Kita tidak boleh membiarkan bulan ini berakhir tanpa melakukan investasi kembali dalam pelayanan, karena keadilan sosial adalah tentang pelayanan," tuturnya.