Kamis 11 Nov 2021 20:35 WIB

Indahnya Bulan Madu David Moyes Bersama West Ham United

Akan tetapi Moyes enggan berbangga diri.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Manajer West Ham David Moyes merayakan setelah pemain West Ham Kurt Zouma mencetak gol selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara West Ham United dan Liverpool di stadion London di London, Inggris, Minggu, 7 November 2021.
Foto: AP Photo/Ian Walton
Manajer West Ham David Moyes merayakan setelah pemain West Ham Kurt Zouma mencetak gol selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara West Ham United dan Liverpool di stadion London di London, Inggris, Minggu, 7 November 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Beberapa waktu lalu David Moyes menjadi sasaran banyak lelucon publik sepak bola dunia. Memenya hilir-mudik di jagat sosial media. Itu lantaran sang pelatih gagal menunjukkan kontribusi terbaiknya.

Manchester United (MU), Real Sociedad, dan Sunderland jadi bukti bengisnya pecinta sepak bola dalam menjustifikasi seorang pelatih, David Moyes dalam perannya sebagai juru racik yang miskin taktik.

Baca Juga

Akan tetapi, semua berbanding terbalik. Kiwari, Moyes kembali ke performa terbaiknya yang berhasil membawa West Ham United meroket ke posisi tiga besar klasemen Liga Primer Inggris 2021/2022.

Bahkan, ia memoles klub 'antik' West Ham dari kandidat tim degradasi menjadi salah satu kesebelasan asal Inggris yang berhasil mempermainkan sepak bola menarik musim ini.

Allenatore asal Skotlandia membuktikan kualitasnya ketika the Hammers, West Ham mematahkan tren tak terkalahkan Liverpool pada pekan ke-11 Liga Inggris dengan skor 3-2 akhir pekan kemarin.

Keberhasilan Declan Rice mempecundangi Liverpool menggambarkan semangat tim asal ibu kota Inggris tersebut. West Ham seakan tolak tunduk pada reputasi the Reds di bawah Juergen Klopp.

Sementara itu, perlu dicatat, keperkasaan the Hammers tak hanya saat merobohkan Liverpool. Sebelumnya, mereka berhasil menyakiti dua tim asal kota Manchester.

Bulan madu Moyes bersama West Ham juga dirasakan manakala mereka mentas di ajang Eropa. Mereka saat ini memimpin Grup H Liga Europa dengan tiga kemenangan dan sekali imbang dari empat partai terakhir.

Tempat di babak sistem gugur telah dijamin, tetapi dua pertandingan West Ham berikutnya akan menentukan apakah mereka akan lolos langsung ke babak 16 besar atau mereka harus bertarung melalui babak penyisihan.

Praktis West Ham bukanlah tim yang patut dipandang sebelah mata oleh lawan. Kesebelasan London Timur adalah ancaman serius dan mereka bisa saja mengulangi kisah Cinderella yang di ukir Leicester City pada musim 2015/2016 silam.

Moyes sebenarnya berhasil membangun kekuatan baru di West Ham sejak musim lalu. Dikarenakan konsistensinya musim lalu, selain itu pelatih yang sempat dipuji oleh Alex Ferguson juga berhasil mengeluarkan kemampuan terbaik dari para pemain mereka.

Adapun, kejeniusan Moyes lainnya adalah ia tetap mantap dengan skema pun filosofi permainannya yang mengandalkan kedisiplinan pertahanan dan serangan balik cepat. Hal yang mungkin disukai oleh Ferguson oleh sosok Moyes.

Musim Liga Primer Inggris 2015/2016 menandai terakhir kali gelar liga dimenangkan oleh tim 'Big Six', grup yang biasa terdiri dari Manchester United, Chelsea, Arsenal, Manchester City, Liverpool, dan Tottenham Hotspur.

Musim itu melihat Leicester City menentang peluang dan dinobatkan sebagai juara setelah nyaris lolos dari degradasi pada musim sebelumnya.

Akan tetapi Moyes enggan berbangga diri dan merasa puas dengan catatan positif pada awal kampanye musim ini. Ia memilih untuk tetap fokus dan meminta para pemainnya rendah diri dengan selalu menghormati setiap lawan yang bakal mereka hadapi.

"Saya ingin benar-benar menjalani nilai positif sepanjang waktu. Kami berambisi untuk melangkah sejauh mungkin dan masuk kompetisi Liga Champions, karena kami bisa. Tapi saat ini kami tak terbawa suasana, dan memilih untuk fokus," kata Moyes kepada BBC Sports dikutip Football Tribe, Kamis (11/11).

Moyes seakan realistis mengingat tak ada hasil yang dicapai West Ham saat ini. Sebab, perjalanan musim 2021/2022 masih panjang dan apa pun masih bisa terjadi. Tetapi, satu kunci yang ingin dipertahankan oleh pelatih 58 tahun adalah tetap menjaga konsentrasi dan fokus di setiap laga per pekan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement