Senin 30 Aug 2021 10:47 WIB

Dibuka Naik, IHSG Berpotensi Menguat di Awal Pekan

Kebijakan The Fed dan Beijing jadi hal yang dinantikan investor.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (ilustrasi). IHSG diprediksi menguat di awal pekan.
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) (ilustrasi). IHSG diprediksi menguat di awal pekan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan awal pekan ini, Senin (30/8). IHSG menguat ke level 6.062,11 dan terus naik hingga menembus kembali ke level 6.100 atau tepatnya 6.104,95. 

Kepala riset Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi, mengatakan, pada hari ini bursa Asia termasuk IHSG berpotensi mengalami rebound. Penguatan ini seiring menguatnya ekuitas AS ke rekor terbaru.  

Baca Juga

Pada perdagangan semalam, DJI menguat sebesar 0,69 persen, S&P 500 melesat naik sebesar 0,88 persen. Penguatan terbesar terjadi pada Nasdaq yang melonjak 1,23 persen. Mayoritas Bursa Eropa juga mengalami kenaikan. 

Menurut Lanjar, sentimen positif berasal dari rencana pengurangan stimulus The Fed yang akan tidak akan dilakukan secara terburu-buru. "Jerome Powell memberikan indikasi penarikan stimulus dengan cara hati-hati dan bertahap," kata Lanjar, Senin (30/8). 

Pekan ini, investor juga akan menanti data pekerja AS untuk melihat progres pemulihan yang cukup kuat akibat taper tantrum. Di Asia, peraturan Beijing terhadap industri swasta akan tetap menjadi fokus utama investor. 

Dari komoditas mayoritas mengalami penguatan, terutama dari sektor energi hingga logam. Harga minyak mentah WTI naik 1,96 persen, batubara naik 1,43 persen, Nikel naik 1,09 persen dan Timah naik 0,77 persen. "Secara sentimen tersebut IHSG berpotensi menguat di awal pekan," kata Lanjar.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement