Selasa 01 Jun 2021 16:28 WIB

Hamas: Ada Peluang Bertukar Tahanan dengan Israel

Palestina dan Israel masih dalam kondisi gencatan senjata.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Indira Rezkisari
Pejabat Hamas Khalil al-Hayya (tengah-kanas) memeluk Jenderal Abbas Kamel (tengah-kiri), kepala intelijen Mesir, ketika yang terakhir tiba untuk pertemuan dengan para pemimpin Hamas di Kota Gaza pada 31 Mei 2021
Foto: thearabweekly.com
Pejabat Hamas Khalil al-Hayya (tengah-kanas) memeluk Jenderal Abbas Kamel (tengah-kiri), kepala intelijen Mesir, ketika yang terakhir tiba untuk pertemuan dengan para pemimpin Hamas di Kota Gaza pada 31 Mei 2021

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY -- Hamas dikabarkan telah bersiap untuk bertukar tahanan dengan Israel. Menurut Kepala Kelompok perlawanan Palestina itu, terdapat peluang nyata untuk membuat sebuah kemajuan dalam hal pertukaran tahanan dengan Israel.

Kepala Hamas, Yahya Sinwar, telah melakukan pertemuan dengan kepala intelijen Mesir Abbas Kamel di Gaza pada Senin (31/5). Setelah pertemuan tersebut, Sinawar, mengatakan, bahwa siap untuk terlibat dalam pembicaraan serius untuk mencapai pertukaran tahanan.

Baca Juga

Pada April 2016, Hamas mengklaim telah menangkap empat tentara Israel. Hamas menyembunyikan identitas mereka kecuali Oron Shaul, seorang tentara Israel yang hilang sejak serangan Israel 2014 di Gaza.

Kamel tiba di Jalur Gaza pada Senin (31/5) pagi waktu setempat untuk melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Hamas mengenai gencatan senjata dengan Israel, rekonstruksi Gaza, dan pertukaran tahanan. Menurut Khalil al-Hayya, wakil pemimpin Hamas di Gaza, pembicaraan dengan Kamel membahas tentang membangun kemitraan strategis dengan Mesir.

Al-Hayya menekankan bahwa gerakannya dengan tegas menolak menghubungkan masalah pertukaran tahanan dengan masalah apapun yang terkait dengan gencatan senjata dan rekonstruksi Gaza. Pada Ahad sebelumnya, Kamel bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Mereka membahas gencatan senjata dan rekonstruksi Gaza di wilayah Palestina. Kunjungan itu dilakukan ketika Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi mengunjungi Kairo untuk melakukan pembicaraan dengan para pejabat Mesir.

Gencatan senjata yang ditengahi Mesir mulai berlaku pada dini hari tanggal 21 Mei. Keputusan ini mengakhiri agresi 11 hari Israel di Jalur Gaza.

Serangan Israel di Gaza dan Tepi Barat menewaskan sedikitnya 289 orang, termasuk wanita dan anak-anak, dan meninggalkan jejak kehancuran. Pusat kesehatan dan kantor media serta sekolah termasuk di antara struktur yang menjadi sasaran, dilansir dari Anadolu Agency, Selasa (1/6).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement