Menelusuri Keindahan Ikon Kota Astana di Bulan Puasa   

Red: Nashih Nashrullah

Rabu 28 Apr 2021 14:45 WIB

Hazrat Sultan, masjid terbesar di Asia Tengah Foto: Dok Istimewa Hazrat Sultan, masjid terbesar di Asia Tengah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Muhamad Zainun Najib*

JAKARTA- Di pengujung April ini cuaca dan suhu udara kota Nur-Sultan, ibu kota Kazakhstan, terbilang sangatlah bersahabat, tidak hanya untuk warga lokal, tapi juga untuk kita orang Indonesia yang tinggal di sana. 

Baca Juga

Pada siang hari suhu udara di kota ini berada di kisaran 13 sampai 20 derajat celcius disertai angin yang sedikit kencang. 

Biasanya, masyarakat akan menggunakan susana seperti ini untuk jalan-jalan mulai dari beraktifitas di alam bebas seperti memancing, shopping, atau hanya sekedar bermain di taman sambil menikmati hembusan angin Nur-Sultan.

Secara kalender, sekarang di kazakhstan adalah musim semi. Musim peralihan. Hal ini yang mengharuskan kita untuk tetap waspada karena perubahan cuaca dan suhu bisa berganti setiap waktu. Menggunakan baju tebal tetap masih menjadi keharusan untuk menghadapi kuatnya angin.  

Nur-Sultan Ibu Kota Baru yang Menawan

Sebenarnya, Ibu kota Kazakhstan yang pertama adalah kota Almaty. Lalu ibu kota landlocked country terluas ini dipindahkan ke kota Akmola pada 1997. Pada 1998 Akmola berubah nama menjadi Astana. Dan dari tahun 2019, kota Astana berganti nama menjadi Nur-Sultan.  

Sejak statusnya menjadi ibu kota negara, kota ini berkembang begitu pesat. Kota terbesar kedua setelah Almaty ini disulap menjadi kota modern dihiasi dengan bangunan futuristik lengkap dengan gedung-gedung pencakar langit.  

Di kota ini kita bisa menikmati berbagai wisata mulai dari wisata kuliner, Shopping atau sekadar menikmati pemandangan sekitar. Jika ingin berkeliling menikmati keindahan kota Nur-Sultan kita bisa mengikuti program sightseeing dengan menggunakan double-decker bus (RedBus). 

 

Terpopuler