Jumat 17 Apr 2020 23:42 WIB

3 Astronaut Kembali Saat Bumi Sedang Dilanda Corona

Tiga astronaut kembali dengan pesawat Soyuz MS-15/61.

Rep: Febryan A/ Red: Dwi Murdaningsih
Astronaut di ruang angkasa.
Foto: space
Astronaut di ruang angkasa.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Tiga astronaut dengan pesawat ruang angkasa Soyuz MS-15/61 berhasil mendarat di bumi, tepatnya di Kazakhstan, pada Jumat (17/4) pagi. Pergi ke luar angkasa saat bumi masih baik-baik saja, kini mereka harus menghadapi kenyataan baru bahwa bumi tengah dilanda pandemi virus corona alias Covid-19.

“Sepertinya kita akan kembali ke planet yang sama sekali berbeda. Jadi itu akan menjadi pengalaman yang menarik bagi kami," kata Jessica Meir, salah satu astronaut itu, sebelum meninggalkan Stasiun Luar Angkasa Internasional, Rabu.

Baca Juga

Ketiganya memang meninggalkan bumi jauh sebelum adanya infeksi Covid-19. Kasus pertama Covid-19 diketahui terjadi pada akhir Desember lalu di Kota Wuhan, China.

Oleg Skripochka, komandan pesawat ruang angkasa Soyuz MS-15/61, dan Jessica Meir meluncur ke luar angkasa pada 25 September lalu. Keberangkatan mereka disertai satu astronaut tamu dari Uni Emirat Arab yang lebih duku kembali ke Bumi, yakni delapan hari kemudian.

Satu lagi yang ikut dalam pendaratan Soyuz MS-15/61 adalah Drew Morgan. Ia terbang ke luar angkasa dengan kru berbeda pada 20 Juli lalu. Ia menggantikan kursi tamu astronaut untuk perjalanan pulang.

Pendaratan mereka berjalan mulus. Lalu mereka segera dibawa ke Situs peluncuran Baikonur Cosmodrome yang berjarak 250 mil dari tempat pendaratan. Dari Baikonur, mereka akan pulang ke tempat asal masing-masing. Tapi mereka akan dikarantina terlebih dahulu.

Oleg Skripochka akan kembali ke rumahnya di Star City dekat Moskow dengan menumpang jet Rusia.

Sedangkan Meir dan Morgan (dua astronot NASA) akan diterbangkan ke Houston, Amerika Serikat. Mereka akan dikarantina terlebih dahulu selama sepekan di Johnson Space Center sebagai tindakan pencegahan keamanan. Sebab, kekebalan tubuh mereka menurun selama di luar angkasa sehingga sangat rentan terjangkit Covid-19.

"Jadi kami akan menjalani karantina yang lebih ketat saat ini di mana kami akan benar-benar tinggal dan hidup di NASA selama setidaknya sepekan dengan akses yang sangat terbatas untuk memastikan bahwa kami tetap sehat," kata Meir.

Dia menggambarkan protokol pasca-pendaratan sebagai sesuatu yang ironis. Sebab, ia dan Morgan selama enam bulan terakhir telah diisolasi secara ekstrem pada ketinggian 250 mil di atas Bumi. Untuk diketahui, sejak 3 Oktober, hanya tersisa enam orang di stasiun luar angka internasional.

Meir mengatakan, karantina yang akan ia lalui di bumi akan terasa lebih terbatas dan lebih terisolasi. Sebab, untuk terisolasi di stasiun luar angkasa, dirinya sudah terlatih.

"Kami memiliki begitu banyak hal luar biasa yang terjadi di sekitar kami setiap saat di sini (stasiun luar angkasa). Kami tidak benar-benar merasa bahwa isolasi dan pengurungan adalah masalah," katanya dilansir Spacelight Now, Jumat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement