Kamis 15 Apr 2021 11:24 WIB

Jerman Tuduh Rusia Provokasi Konflik dengan Ukraina

Merkel telah meminta Putin untuk menarik pasukannya di timur Ukraina.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Pasukan Ukraina pro-Rusia.
Foto: Reuters
Pasukan Ukraina pro-Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jerman telah menyuarakan keprihatinan atas peningkatan militer Rusia di sepanjang perbatasannya dengan Ukraina. Menteri Pertahanan Jerman, Annegret Kramp-Karrenbauer, meyakini Rusia mencoba segala cara untuk memprovokasi

"Hanya menunggu langkah, boleh dikatakan, dari NATO, untuk memiliki alasan untuk melanjutkan tindakannya," ujar Kramp-Karrenbauer dikutip dari Aljazirah.

Baca Juga

Komentar Kramp-Karrenbauer mengikuti permintaan Kanselir Jerman, Angela Merkel, kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menarik kembali pasukan pada pekan lalu.  Kramp-Karrenbauer menekankan bahwa NATO akan mendukung Ukraina dalam konflik tersebut.

Tapi, Kramp-Karrenbauer menyatakan, baik aliansi tersebut maupun Ukraina itu sendiri tidak akan ditarik ke dalam permainan Rusia. Dia pun memuji Kiev karena bereaksi dengan sikap sadar sejauh ini atas provokasi Moskow.

Kramp-Karrenbauer pun menyuarakan keraguan atas klaim Moskow bahwa mereka telah mengirim pasukan untuk latihan tempur karena ancaman dari NATO. "Jika itu adalah manuver seperti yang dikatakan pihak Rusia, ada prosedur internasional di mana seseorang dapat menciptakan transparansi dan kepercayaan," katanya menegaskan bahwa Jerman sedang memantau perkembangan.

Moskow dalam beberapa pekan terakhir mengumpulkan puluhan ribu tentara serta tank dan artileri di dekat perbatasan timur Ukraina. Negara itu juga memobilisasi pasukan di wilayah Laut Hitam yang dicaplok Krimea.

Angkatan laut Rusia memulai latihan militer di Laut Hitam menjelang kedatangan kapal perang AS. Latihan tersebut melibatkan kapal permukaan dari armada Laut Hitam Rusia, yang berbasis di Krimea, serta helikopter dan pesawat. Mereka akan berlatih penembakan pada target permukaan dan udara.

Moskow menyalahkan NATO dan Washington karena mengubah Kiev menjadi tong mesiu dengan meningkatnya pasokan senjata ke negara itu. Sementara Ukraina menuduh Rusia mengabaikan permintaannya untuk pembicaraan antara kedua negara mengenai peningkatan militer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement