Kamis 15 Apr 2021 05:23 WIB

Rusia Dukung Nuklir Iran dan Kutuk Sanksi Uni Eropa

Menlu Rusia tiba di Teheran untuk melakukan pembicaraan terkait perjanjian nuklir

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
Rusia Dukung Nuklir Iran dan Kutuk Sanksi Uni Eropa
Rusia Dukung Nuklir Iran dan Kutuk Sanksi Uni Eropa

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada hari Selasa (13/04) mengatakan, Moskow berharap kesepakatan nuklir Iran dapat diselamatkan dan mengutuk sanksi Uni Eropa yang berpotensi merusak pembahasan kesepakatan yang sedang berlangsung.

"Kami berharap kemungkinan mempertahankan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA)," kata Lavrov mengacu pada kesepakatan nuklir Iran 2015.

"Sejauh yang kami pahami, mitra kami di Teheran telah menyatakan kesiapan mereka untuk segera bergerak ke arah itu" jika Washington menjunjung tinggi kesepakatan itu, Lavrov menambahkan.

Menlu Lavrov juga mengecam sanksi Uni Eropa terhadap Iran. "Saya berharap kolega Eropa kami memahami bahwa tindakan seperti itu tidak dapat diterima dan merusak pembicaraan kesepakatan itu," kata Lavrov.

Moskow geram atas sanksi UE

Pada hari Senin (12/04), UE menambahkan delapan pejabat keamanan Iran, termasuk Kepala Pengawal Revolusi ke daftar hitam pemberlakuan sanksi yang terdiri dari pembekuan aset dan larangan visa atas aksi protes tahun 2019.

"Jika ada kekurangan koordinasi di UE saat tangan kanan tidak menyadari apa yang dilakukan tangan kiri, itu sangat disayangkan," kata Lavrov.

"Tetapi, jika keputusan ini diambil dengan sengaja di tengah pembicaraan kesepakatan lanjutan di Wina untuk menyelamatkan JCPOA, maka bukan hanya disayangkan--ini adalah kesalahan yang lebih buruk daripada kejahatan."

"Kami mengutuk setiap upaya untuk merusak proses tersebut," ujarnya menambahkan.

Bagaimana tanggapan Iran?

Zarif mengatakan, Iran "tidak memiliki masalah dengan kembali melaksanakan komitmen JCPOA". Dia memperingatkan bahwa "tindakan sabotase" dan sanksi tidak akan memberi Washington keuntungan tambahan dalam menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 yang gagal, yang dihentikan AS pada 2018 di bawah pemerintahan mantan Presiden Donald Trump.

"Tetapi, Amerika harus tahu bahwa baik sanksi maupun tindakan sabotase tidak akan memberi mereka kesempatan negosiasi dan tindakan ini hanya akan membuat situasi lebih sulit bagi mereka," kata diplomat Iran itu dalam konferensi pers bersama dengan Lavrov.

Kantor berita IRNA Iran melaporkan bahwa Menlu Rusia juga bertemu dengan Presiden Hassan Rouhani. Serangan siber terhadap fasilitas nuklir Natanz juga akan dibahas dalam pertemuan bilateral tersebut. Laporan media di Iran mengaitkan "sabotase" dengan Israel yang melakukan "operasi dunia maya".

ha/hp (dpa, AFP)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan deutsche welle. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab deutsche welle.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement