Kamis 25 Mar 2021 09:35 WIB

Dolar AS Naik Setelah Yellen Indikasikan Ekonomi Kuat

Dolar naik 0,2 persen terhadap enam mata uang utama saingannya menjadi 92,5100.

Dolar AS sedikit lebih tinggi terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (24/3) waktu setempat. Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell mengindikasikan kepada Kongres bahwa mereka memiliki kepercayaan pada ekonomi Amerika Serikat (AS).
Foto: AP Photo/LM Otero
Dolar AS sedikit lebih tinggi terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (24/3) waktu setempat. Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell mengindikasikan kepada Kongres bahwa mereka memiliki kepercayaan pada ekonomi Amerika Serikat (AS).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dolar AS sedikit lebih tinggi terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (24/3) waktu setempat. Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell mengindikasikan kepada Kongres bahwa mereka memiliki kepercayaan pada ekonomi Amerika Serikat (AS).

Indeks dolar, yang menyentuh level tertinggi empat bulan pada awal sesi, didukung oleh aliran permintaan mata uang safe haven, bahkan ketika beberapa investor resah atas potensi kenaikan pajak AS. Dolar naik 0,2 persen terhadap sekeranjang enam mata uang utama saingannya menjadi 92,5100. 

Baca Juga

Imbal hasil pada obligasi Pemerintah AS 10-tahun turun sedikit menjadi 1,612 persen, tetapi tetap mendekati level tertinggi baru-baru ini setelah lelang surat utang bertenor lima tahun.

"Dolar akan naik lebih lanjut, peluncuran vaksin kami akan datang," kata Direktur Pelaksana Analisis Mata Uang Global Action Economics, Ronald Simpson. 

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan kepada Kongres bahwa dia terbuka bagi bank-bank untuk membeli kembali saham dan membayar dividen. Ini merupakan sebuah pandangan terbaru yang menunjukkan kepercayaannya pada perekonomian.

Baca juga : Innalillahi... Pengamat Politik Arbi Sanit Meninggal Dunia

Ketua Fed Jerome Powell juga mengatakan bahwa menurutnya 2021 akan menjadi tahun yang sangat, sangat kuat dalam kasus yang paling mungkin. 

Namun, risiko tetap ada, seperti kebangkitan Covid-19 yang sedang berlangsung di Eropa dan kemungkinan kenaikan pajak di Amerika Serikat. Inflasi juga dapat meningkat karena gangguan dalam rantai pasokan menimbulkan tekanan biaya bagi produsen dengan aktivitas pabrik-pabrik AS meningkat pada awal Maret.

Aktivitas bisnis zona euro secara tak terduga tumbuh bulan ini, sebuah survei awal menunjukkan, tetapi dengan sebagian besar Eropa menderita gelombang ketiga infeksi virus corona dan tindakan penguncian yang diperbarui, itu mungkin tidak berlangsung hingga April.

Indeks yang mengukur kekuatan dolar terhadap sekeranjang mata uang utama rivalnya telah melonjak hampir tiga persen sepanjang tahun ini, mengacaukan ekspektasi yang dipegang luas di antara para analis untuk penurunan. Mata uang safe haven yen menguat 0,14 persen terhadap dolar AS dalam perdagangan sore di Amerika Serikat.

Dolar Australia yang dianggap sebagai proksi likuid untuk risiko melemah lebih lanjut pada Rabu. Aussie tergelincir ke level 0,7582 dolar AS, level yang tidak terlihat sejak 5 Februari, sebelum pulih.

Di pasar mata uang kripto, bitcoin naik hampir 2,0 persen menjadi 55.377 dolar AS, masih di bawah rekor tertingginya di 61.781,83 dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement