Jumat 12 Feb 2021 07:28 WIB

Israel Diam-Diam Surati India Lawan ICC Soal Palestina

Israel ingin India melawan keputusan ICC terkait Palestina

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Israel ingin India melawan keputusan ICC terkait Palestina. Bendera Israel dikibarkan warga.
Foto: Reuters
Israel ingin India melawan keputusan ICC terkait Palestina. Bendera Israel dikibarkan warga.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Israel mendorong India untuk mengambil sikap terhadap keputusan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) pada pekan lalu terkait sengketa wilayah Palestina.

Namun India sampai saat ini masih tidak mengeluarkan suaranya terkait sikap atas putusan ICC tersebut.

Baca Juga

Dalam laporan The Indian Express, disebutkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengirim surat kepada Perdana Menteri India Narendra Modi. 

Netanyahu meminta India menentang keputusan itu sekaligus untuk mengirim pesan yang jelas ke ICC agar berhenti membuat serangan terhadap keadilan dan akal sehat.

Namun, India belum menanggapi surat tertanggal 7 Februari dari Netanyahu itu. Surat ini dikirim dua hari setelah keputusan ICC. Laporan tersebut juga menyampaikan, alasan India tidak mengeluarkan sikap adalah karena India bukan anggota Statuta Roma, perjanjian pendiri ICC.

Israel, yang juga bukan anggota Statuta Roma, mengutuk keputusan ICC sebagai tindakan keterlaluan. Israel mengatakan keputusan itu telah mengekspos pengadilan sebagai "badan politik".

Israel mengatakan ICC tidak memiliki otoritas untuk membuat keputusan seperti itu. Sebab, Israel tidak mengakui yurisdiksi pengadilan dan Otoritas Palestina bukanlah negara berdaulat. Netanyahu menyebut keputusan itu sebagai "antisemitisme".

Keputusan mayoritas 2-1 ICC pada 5 Februari dibuat berdasarkan aksesi Palestina ke Statuta Roma pada tahun 2015 setelah penerimaannya sebagai negara pengamat non-anggota dari Majelis Umum PBB pada 2012. Pengadilan menjelaskan bahwa putusan bukanlah penetapan kenegaraan Palestina.

Keputusan itu dikeluarkan 14 bulan setelah jaksa ICC Fatou Bensouda mengatakan ada bukti yang masuk akal bahwa kejahatan perang sedang dilakukan di wilayah Palestina di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza. Dia menyebut Pasukan Pertahanan Israel dan Hamas sebagai kemungkinan pelaku.

Israel, yang melihat India sebagai negara yang "berpikiran sama", mengharapkan tanggapan positif dari Delhi. Terutama karena keputusan itu bisa menjadi preseden dan mungkin kembali menggigit Kashmir atau tempat bermasalah lainnya.

India telah berpartisipasi secara aktif dalam Komite Persiapan untuk Pembentukan ICC, namun abstain dari mosi untuk mengadopsi Statuta Roma, karena beberapa alasan, termasuk masalah yurisdiksi. Hal ini karena India khawatir ICC akan menjalankan yurisdiksinya di area seperti Kashmir dan Timur Laut, yang dianggap sebagai masalah internal tanpa campur tangan aktor internasional.

Sumber: indianexpress

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement