Senin 01 Feb 2021 18:03 WIB

Pupuk Indonesia Dorong Peningkatan Stok Nonsubsidi di Kios

Stok nasional untuk pupuk nonsubsidi di gudang kabupaten mencapai 184.594 ton

Stok pupuk urea nonsubsidi, (ilustrasi).
Foto: Dok. Ist
Stok pupuk urea nonsubsidi, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMATU -- PT Pupuk Indonesia (Persero) mendorong distributor untuk meningkatkan stok pupuk nonsubsidi di kios-kios. Hal tersebut demi mengantisipasi tingginya permintaan pupuk dari petani menghadapi musim tanam awal tahun ini.

Dalam kunjungannya ke salah satu kios di Desa Sliyeg, Indramayu, Jawa Barat, Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Gusrizal mengungkapkan pihaknya telah memerintahkan penambahan stok pupuk nonsubsidi di kios-kios, terutama di daerah yang serapan kebutuhan pupuknya sangat tinggi, serta untuk mengakomodasi kebutuhan petani yang tidak terdaftar dalam sistem elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK).

Baca Juga

"Karena permintaan jauh lebih tinggi daripada alokasi dan adanya mekanisme yang mungkin belum bisa diikuti sejumlah petani, tentunya ada keterbatasan dalam hal pemenuhan pupuk subsidi. Kami berharap melalui pengenalan pupuk nonsubsidi ini petani tetap bisa memenuhi kebutuhannya," kata Gusrizal di Indramayu, Jawa Barat, Senin (1/2).

Data Survey Pertanian Antar Sensus BPS mencatat masih terdapat 5,6 juta petani yang belum tergabung dalam kelompok tani dan tidak terdaftar dalam e-RDKK. Di sisi lain, Pupuk Indonesia sebagai BUMN yang ditugaskan pemerintah dalam penyaluran pupuk bersubsidi, hanya bisa melayani petani yang terdaftar dalam e-RDKK sesuai peraturan menteri pertanian.

Saat ini stok nasional untuk pupuk nonsubsidi di lini III atau di gudang kabupaten mencapai 184.594 ton. "Kami upayakan agar sebaran ketersediaan pupuk nonsubsidi ini bisa merata. Saat ini stok terbanyak berada di daerah yang memang kebutuhannya sangat tinggi, antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan," kata Gusrizal.

Secara keseluruhan, stok pupuk nonsubsidi Pupuk Indonesia Grup di lini I, atau gudang produsen masih sangat memadai sehingga tinggal mendorong distribusi agar bisa segera sampai ke level kabupaten dan kios-kios.

Gusrizal menegaskan pemenuhan kebutuhan pupuk ke sektor tanaman pangan menjadi prioritas perusahaan saat ini. "Harus diakui bahwa pupuk nonsubsidi harganya memang lebih tinggi, namun petani bisa mempunyai pilihan yang lebih beragam untuk jenis tanaman dan kondisi lahannya," kata dia.

Hal ini tentunya berbeda dengan pupuk subsidi yang komposisinya seragam. Menurut dia, komposisi dan formula pupuk, terutama untuk jenis NPK, terdiri dari banyak pilihan sehingga bisa lebih sesuai dengan kebutuhan tanaman dan produktivitas bisa lebih meningkat.

Oleh karena itu, Pupuk Indonesia Grup juga gencar memperkenalkan produk-produk nonsubsidi ini kepada petani melalui berbagai program, mulai dari One Day Promo, Program Agro Solution dan juga Program Customer Centric.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement