Senin 01 Feb 2021 15:02 WIB

Jatim Dapat Alokasi 2,8 Juta Ton Pupuk Bersubsidi

Jatim mendapat tambahan alokasi pupuk bersubsidi sebanyak 454.864 ton.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Gita Amanda
Petani memberikan pupuk tanaman padi, di Desa Dasok, Pamekasan, Jawa Timur, Sabtu (9/1/2021). Pemerintah mengalokasikan pupuk bersubsidi pada tahun 2021 sebanyak 9 juta ton atau naik dari tahun 2020 yang mencapai 8.9 juta ton guna memenuhi kebutuhan petani.
Foto: Antara/Saiful Bahri
Petani memberikan pupuk tanaman padi, di Desa Dasok, Pamekasan, Jawa Timur, Sabtu (9/1/2021). Pemerintah mengalokasikan pupuk bersubsidi pada tahun 2021 sebanyak 9 juta ton atau naik dari tahun 2020 yang mencapai 8.9 juta ton guna memenuhi kebutuhan petani.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur (Jatim), Hadi Sulistyo mengungkapkan, wilayah setempat mendapat alokasi pupuk bersubsidi sebanyak 2.804.823 ton pada 2021. Meningkat dibanding tahun sebelumnya yang hanya mendapat alokasi 2.349.959 ton pupuk bersubsidi. Artinya Jatim mendapat tambahan alokasi pupuk bersubsidi sebanyak 454.864 ton.

"Jadi totalnya kenaikannya 454.864 ton. Dari semua itu memang ada kenaikkan, namun ada pengurangan di pupuk jenis urea, ZA, dan organik granule," ujar Hadi dikonfirmasi Senin (1/2).

Baca Juga

Hadi melanjutkan, untuk pupuk jenis urea tahun lalu Jatim mendapat alokasi sebanyak 967.612 ton. Sementara tahun ini hanya mendapat alokasi sebanyak 948.470 atau turum 19.142 ton. Kemudian pupuk jenis ZA, tahun lalu Jatim mendapat alokasi sebanyak 358.560 ton. Tahum ini turun sekitar 14.084 ton menjadi 344.474 ton.

Begitu pun alokasi pupuk bersubsidi jenis organik granule yang mengalami penurunan dari 324.282 ton menjadi 270.714, atau turun sekitar 53.568 ton. Alokasi pupuk bersubsidi Jatim meningkat lantaran adanya tambahan pupuk baru, yakni jenis organik cair. "Ini ada kenaikkan karena ada organik cair. Khusus 2021 sebesar 517.609 liter. Jadi totalnya naik tapi ada tiga item yang turun," ujarnya.

 

Hadi menegaskan, kesemua pupuk bersubsidi tersebut telah didistribusikan ke seluruh kabupaten/ kota. Hadi menjamin tidak akan terjadi kelangkaan pupuk, jika petani menarik pupuk tersebut sesuai alokasi yang ada setiap bulannya. Atrinya pupuk yang didistribusikan telah disesuaikan dengan lahan tanam yang ada.

"Tapi petani itu nariknya kadang melebihi target. Februari ditarik, Maret ditarik, sehingga untuk maret dibilang langka padahal itu sudah ditarik. Karena mungkin ketakutan. Kalau sesuai jadwal gak akan terjadi seperti itu," kata Hadi.

Terkait bencana banjir yang melanda beberapa daerah di wilayah Jatim, hadi memastikan hingga saat ini, bencana tersebut tidak sampai menyebabkan puso atau gagal panen. Memang diakuinya ada beberapa lahan pesawahan yang terdampak banjir. Namun tanaman para petani bisa diselamatkan dan tidak sampai menyebabkan terjadinya puso.

"Untuk banjir belum ada laporan puso. Masih bisa diatasi. Ada yang melanda lahan sawah tapi masih bisa diselamatkan enggak sampai terjadi puso," ujar Hadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement