Kamis 21 Jan 2021 03:30 WIB

Sarung Anda Melebihi Mata Kaki? Simak Catatan Quraish Shihab

Sarung atau busana melebih mata kaki ada catatan khusus

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Sarung atau busana melebih mata kaki ada catatan khusus. Ilustrasi sarung
Foto: Republika/Edi Yusuf
Sarung atau busana melebih mata kaki ada catatan khusus. Ilustrasi sarung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Umat Islam harus berpakaian yang baik di tengah-tengah masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan. Dalam kitab-kitab hadits telah banyak dikemukakan tata cara dan sopan santun berpakaian. Namun, terdapat larangan mengulurkan pakaian hingga menututupi mata kaki.

 

Baca Juga

Malik dan Abu Dawud misalnya meriwayatkan bahwa sarung seorang Mukmin hendaknya sampai ke pertengahan lutut. Bahwa tidak berdosa bagi yang bersarung, sehingga menutupi antara betis dan mata kakinya, sedangkan yang menutupi di bawah itu maka di akan masuk neraka.

 

Dikutip dari buku “M Quraish Shihab Menjawab”, dalam riwayat lain oleh at-Tirmidzi dan an-Nasa’i yaqng menyatakan vahwa sahabat Nabi, Hudzaifah, menceritakan bahwa Nabi memegang betisnya dan bersabda: 

 

“Inilah tempat (batas akhir sarung). Kalau Anda enggan dan mau mengulurnya lagi, maka sedikit di bawah lagi. Dan kalau masih enggan maka tidak hak bagi (jangan sampai) itu menutupi mata kaki.”

 

Lalu apakah dengan demikian setiap orang yang memakai sarung atau celana hingga menutupi kakinya akan dijerumuskan Allah ke dalam neraka?

 

Menurut M Quraish, jawabannya dapat disimak dari hadits riwayat Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan an-Nasa’i yang menyatakan, sahabat Nabi, Ibnu Umar berkata, Nabi Saw bersabda: 

 

عن عبد الله بن عمر، عن النبي - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - ، قال: «مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ لَمْ يَنْظُرِ الله إِلَيْهِ يَوْمَ القِيَامَةِ قَالَ أَبُو بَكْرٍ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ أَحَدَ شِقَّيْ إِزَارِي يَسْتَرْخِي، إِلاَّ أَنْ أَتَعَاهَدَ ذَلِكَ مِنْهُ! فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:لَسْتَ مِمَّنْ يَصْنَعُهُ خُيَلاَءَ

 

“Siapa yang mengulur pakaiannya karena keangkuhan, Allah tidak akan memandangnya (dengan pandangan kasih sayang) di hari kemudian.”

 

Abu Bakar ra. Yang mendengarkan sabda ini lalu berkomentar, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya pakaianku selalu terulur ke bawah, kecuali kalau aku memperhatikannya.” Nabi menjawab, “Engkau bukan orang yang melakukan itu karena keangkuhan.”

 

Atas dasar ini, menurut M Quraish, para ulama bersepakat bahwa ancaman itu hanya ditujukan kepada mereka yang mengulur pakaiannya karena keangkuhan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement