REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tuty Adib mengaku terinspirasi oleh pandemi ketika merancang busana untuk dipamerkan dalam Indonesia Modest Fashion Week (IMFW) 2020. Kali ini, Tuty menghadirkan koleksi dengan gaya etnik modern yang dikemas dalam peragaan "E TH M O" (Ethnic Modern).
Tuty menjelaskan, enam koleksi busana yang ditampilkan adalah ready to wear for deluxe dirancang untuk perempuan aktif perkotaan yang ingin tampil berbeda dengan balutan kain wastra Indonesia yang terkesan kekinian dan modern. Desainer asal Solo ini .
"Saat pandemi, orang membutuhkan busana tidak terlalu ribet, simple, konsep padu padan menjadi sebuah pilihan ketika pandemi kali ini. Padu padan dengan outer, ketika dirumah pakai baju biasa, ketika dia pergi keluar atau Zoom bisa dengan outer unik yang berbeda,” papar Tuty Adib kepada Republika.co.id, Jumat (19/12).
Selain itu, konsep busana ringan, simple, dan garis-garis potong yang lebih sederhana sekarang menjadi pilihan dari para Muslimah. Menurutnya, itulah yang akan menjadi tren 2021.
"Tren 2021 tidak luput dari keadaan era pandemi saat ini,” ujarnya.
Untuk warna yang disuguhkan, Tuty memilih warna-warna spring summer 2021. Warna sejuk, segar, dan warna pastel mewarnai koleksi ini, mulai dari dusty color dipadu dengan nuansa warna cream, nude, coklat muda, dusty pink, salem salmon, biru, sampai warna putih.
"Harapannya dengan warga segar dan sejuk membuat kita di era pandemi, suasana hati tetap segar dan sejuk serta menjadi inspirasi di tahun ini. Untuk menghadapi pandemi dibutuhkan sesuatu yang kita harus tenang, intropeksi dan lebih berhati-hati. Warna-warna ini merupakan cara saya menggambarkan itu semua,” tuturnya.
Tuty menyebut, warna sejuk ini juga menjadi pilihan tepat di era pandemi dan tahun 2021. Busana dengan warna yang nyaman dipakai ketika keluar rumah dan work from home.
Dalam koleksi kali ini, Tuty menggunakan bahan dari tenun ATBM Balai Panjang Kota Payakumbuh, Sumatra Barat dengan pewarnaan alam dan kombinasi kain, katun, linen, serta polikatun.
”Benang dikombinasi dengan warna alam dan benang sintetis dari warna pabrik. Anyamannya kami padu benangnya sehingga memunculkan warna berbeda dan unik. Tapi pada prinsipnya menggunakan benang katun semua, supaya baju tersebut nyaman dan adem digunakan,” ujarnya.
Untuk detail koleksi, Tuty menggunakan motif-motif songket yang unik dan menarik seperti pucuk rebung, kumbuah, dan lainnya. Ia pun memberikan sentuhan potongan jahitan melengkung-lengkung pada pinggiran busana untuk mempercantik tampilan ini.
Koleksi ini diperuntukkan untuk perempuan aktif, usia 20 tahun keatas juga untuk ibu-ibu muda. Warnanya segar dan modelnya cocok untuk usia 20 sampai 50 tahun.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
