Rabu 19 Aug 2020 12:46 WIB

BRI Telah Restrukturisasi Kredit Rp 183,7 Triliun

Restrukturisasi kredit diberikan kepada 2,9 juta debitur hingga Juli 2020.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Direktur Utama BRI Sunarso. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah melakukan restrukturisasi kredit senilai Rp 183,7 triliun yang diberikan kepada 2,9 juta debitur hingga Juli 2020.
Foto: Dok BRI
Direktur Utama BRI Sunarso. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah melakukan restrukturisasi kredit senilai Rp 183,7 triliun yang diberikan kepada 2,9 juta debitur hingga Juli 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah melakukan restrukturisasi kredit senilai Rp 183,7 triliun kepada 2,9 juta debitur hingga Juli 2020. Perseroan berupaya mengakselerasi aktivitas ekonomi pelaku UMKM dengan menyalurkan pinjaman secara selektif. 

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan perseroan juga berupaya membantu UMKM tetap survive di tengah pandemi Covid-19. Fokus BRI saat ini membangkitkan kembali para pelaku UMKM.

Baca Juga

"Untuk restrukturisasi kredit pada Juni dan Juli sudah melandai dibandingkan periode April dan Mei yang lalu. Gencarnya restrukturisasi yang dilakukan yang dibarengi dengan penyaluran kredit yang selektif," ujarnya saat konferensi pers virtual, Rabu (19/8).

Hingga akhir Juni 2020, BRI telah menyalurkan kredit secara konsolidasian sebesar Rp 922,97 triliun atau tumbuh 5,23 persen year on year (yoy). Pencapaian ini lebih tinggi dari pertumbuhan kredit industri perbankan pada Juni 2020 sebesar 1,49 persen yoy.  

“Dari total pinjaman tersebut, sebesar 78,58 persen diantaranya atau senilai Rp 725,27 Triliun disalurkan ke segmen UMKM. Perseroan menargetkan 80 persen portofolio pinjaman BRI pada 2022 merupakan pinjaman yang disalurkan ke segmen UMKM,” ucapnya.

Sunarso menyebut perseroan mampu menjaga rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) konsolidasian sebesar 3,13 persen dengan NPL Coverage 187,73 persen pada akhir Juni 2020.  

“Bagi kami, pertumbuhan yang sustainable dalam jangka panjang merupakan hal utama. Kami memastikan debitur UMKM BRI bertahan karena menjadi sumber penggerak pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” ucapnya.

Dari segi liabilitas, BRI mampu menumbuhkan Dana Pihak Ketiga (DPK) konsolidasian tercatat Rp 1.072,50 triliun atau tumbuh 13,49 persen hingga Juni 2020. Adapun pencapaian ini lebih tinggi dari penghimpunan DPK industri perbankan pada Juni 2020 sebesar 7,95 persen. 

“DPK BRI didominasi oleh dana murah (CASA) sebesar 55,81 persen,” ucapnya.

Dari sisi lain, pandemi mampu mendorong transaksi digital BRI, sehingga mampu mendongkrak pencapaian pendapatan berbasis komisi. Hingga akhir semester satu 2020, pendapatan berbasis komisi sebesar Rp 7,46 triliun atau tumbuh 18,59 persen.  

BRI juga mampu menjaga Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 86,06 pesen atau lebih rendah dengan LDR BRI pada Juni 2019 sebesar 92,81 persen. Kemudian permodalan BRI mampu dijaga dengan optimal sebesar 20,15 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement