Kesadaran Zakat dan Infak Harus Diperkuat

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Hafil

Kamis 14 May 2020 17:30 WIB

 Kesadaran Zakat dan Infak. Harus Diperkuat. Foto: Ilustrasi Zakat Foto: Republika/Prayogi Kesadaran Zakat dan Infak. Harus Diperkuat. Foto: Ilustrasi Zakat

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Membangun solidaritas kolektif selama pandemi Covid-19 melalui zakat dan infak pada bulan Ramadhan menjadi ikhtiar penguatan jamaah terdampak. Karena itu, Ketua Lazismu, Prof Hilman Latief, menilai keduanya harus diperkuat.

Ia mengatakan, Muhammadiyah akan terus mencoba membangun kesadaran kolektif membantu mengatasi dampak pandemi Covid-19. Tentu hal ini dilaksanakan melalui Lazismu dan lembaga-lembaga ortom lain di Muhammadiyah.

Baca Juga

Hal ini terutama, menurut Hilman, dari sudut emergency response ketahanan pangan dalam bentuk sembako. Ia menekankan, pembagian sembako tentu bukan sebuah langkah final, melainkan justru menjadi tahapan awal.

"Karena memang ada beberapa tahapan yang dilakukan oleh Muhammadiyah dalam upaya emergency response dampak pandemi Covid-19 ini," kata Hilman, Kamis (14/5).

Setelah pembagian sembako, ada tahapan jangka menengah yang telah diputuskan dalam rapat bersama, yaitu membangun kemandirian masyarakat. Pasalnya, ia merasa ada pula ketahanan dalam mentalitas yang mana sangat perlu diperkuat.

Menurut Hilman, jamaah merupakan satu kesatuan yang berpegang teguh tali yang sama. Dalam hal ini, jamaah dimaksud sebagai masyarakat Islam yang terdampak pandemi Covid-19 di segala aspek, terutama ekonomi.

Untuk itu, ia mengajak masyarakat memaksimalkan momentum bulan suci Ramadhan ini menunaikan kewajiban umat Islam untuk berzakat dan infak. Hilman menilai, salah satu perekat untuk mendorong persatuan jamaah tidak lain adalah sedekah.

"Karena dengan adanya kebajikan tersebut ada penguatan solidaritas kolektif," ujar Hilman.

Dengan adanya kebajikan yang ditunaikan bersama dalam kondisi pandemi, akan terbangun sebuah penguatan solidaritas kolektif. Terlebih, Ramadhan tidak cuma tentang kesalehan individu, tetapi ada kesalehan kolektif.

Hilman melanjutkan, dalam kesalehan kolektif itu ada kesalehan sosial. Ia menambahkan, ada beberapa bentuk solidaritas seperti infak dan zakat. Momentum ini, menurut dia, harus menjadi semangat memperbesar solidaritas tersebut. "Agar dapat membantu memenuhi kebutuhan masyarakat atau jamaah yang terdampak," kata Hilman.