Senin 04 May 2020 06:48 WIB

Lloris: Sangat Kejam bagi Liverpool bila Liga Dihentikan

Hugo Lloris menyebut kejam bagi Liverpool jika liga dihentikan.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Agung Sasongko
Hugo Lloris
Foto: EPA-EFE/FACUNDO ARRIZABALAGA
Hugo Lloris

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kiper Tottenham Hotspur Hugo Lloris menyebut sangat kejam bagi Liverpool jika Liga Primer Inggris musim 2019/2020 tidak dilanjutkan. Kiper asal Prancis ini menekankan semua pemain dan klub ingin menyelesaikan musim secara aman dan adil.

"Kami berada dalam situasi di mana semua orang ingin menyelesaikan dan memiliki keputusan lapangan," kata dia kepada L'Equipe dikutip dari Goal.com, Senin (4/5).

Baca Juga

"Akan sangat mengerikan jika semuanya berakhir seperti itu sembilan hari sebelum berakhirnya Liga Primer. Itu juga akan kejam bagi Liverpool dengan keunggulan yang mereka miliki. Mereka hampir juara," terangnya

Liverpool hanya membutuhkan dua kemenangan lagi untuk mengklaim gelar Liga Primer pertama mereka setelah penantian selama 30 tahun. Mereka bahkan unggul 25 poin dari Manchester City yang ada di peringkat kedua. Namun, seperti semua liga utama di Eropa, Liga Primer Inggris ditangguhkan pada bulan Maret karena pandemi Covid-19.

Klub telah membahas kemungkinan dimulainya kembali pada bulan Juni, meskipun permainan hampir pasti akan digelar secara tertutup dan mungkin di tempat netral dalam upaya untuk mematuhi pembatasan sosial pemerintah pada pertemuan besar.

Meskipun Lloris mendukung penyelesaian musim, dia mengakui bahwa bermain secara tertutup tidak akan ideal dan mengurangi keistimewaan permainan, bahkan jika itu adalah satu-satunya cara aman untuk memulai kembali permainan.

"Akan aneh di mana pun itu terjadi. Sepak bola bukanlah olahraga di balik pintu tertutup. Tanpa penonton, itu bukan disiplin yang sama," kata dia.

"Ini bukan bagaimana saya melihat sepakbola. Kami di sini untuk berkumpul, dengan berbagi emosi kami. Kita semua menginginkan stadion penuh, dengan suasana, penggemar, warna dan lagu. Tetapi di sini, kita harus mempertimbangkan konteksnya," terangnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement