Friday, 24 Syawwal 1445 / 03 May 2024

Friday, 24 Syawwal 1445 / 03 May 2024

Wayang Kulit MPR 'Satria Pinilih' Hibur Warga Tuban

Ahad 13 Dec 2015 14:55 WIB

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Didi Purwadi

Gedung MPR-DPR RI

Gedung MPR-DPR RI

Foto: ROL/Fian Firatmaja

REPUBLIKA.CO.ID, TUBAN -- MPR kembali melakukan Sosialisasi Empat Pilar MPR melalui Pagelaran Seni Budaya Wayang Kulit semalam suntuk di halaman Kecamatan Kenduruan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Sabtu (12/12). Pagelaran kali ini sengaja dilaksanakan di Kecaman Kenduruan yang merupakan Kecamatan paling selatan di Kabupaten Tuban.

Apalagi, masyarakat yang daerahnya berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah ini sangat ingin diberikan sosialisasi empat pilar, setelah sebelumnya hanya masyarakat daerah di Kota Kabupaten saja yang menerimanya.

Bupati Tuban yang diwakili oleh Asisten Sekda bidang Perekonomian, Sulistyadi, mengucapkan terima kasihnya kepada MPR yang telah menyelenggarakan wayang kulit di Tuban terutama di kecamatan kenduruan. Lebih lanjut Sulis mengungkapkan, kecamatan Kenduruan ini merupakan salah satu dari dua puluh kecamatan di Kabupaten Tuban.

Dengan adanya pagelaran wayang kulit ini, ia berharap masyarakat yang menyaksikan dapat menerima sosialisasi yang disampaikan oleh dalang tentang empat pilar yaitu Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

Dirinya juga menyampaikan terima kasih kepada segenap masyarakat Tuban yang telah menyukseskan pesta demokrasi pilkada serentak yang beberapa hari lalu digelar.

Ana Mu'awanah, pimpinan Fraksi PKB MPR RI yang mewakili Pimpinan MPR menyampaikan, MPR menyosialisasikan empat pilar MPR dalam berbagai metode.  

''Seperti seminar, simposium, outbond, ToT, dialog di TV dan pagelaran seni budaya seperti pagelaran malam ini,'' ungkapnya.

Ana menjelaskan, rakyat harus bersyukur karena Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dan ratusan suku bangsa dan bahasa dapat tetap bersatu. Ia mencontohkan seperti di Inggris dan Prancis yang hanya mempunyai satu bahasa saja.

Dalam pagelaran wayang kulit kali ini, Ana berharap masyarakat yang hadir dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah dan keadilan untuk menjaga keutuhan Indonesia.

Lakon Satria Pinilih yang dimainkan oleh dalang Ki Sigid Ariyanto dari Rembang ini mengisahkan tentang negeri kayangan yang sedang dilanda kerusuhan, yang didalangi oleh kala pracana dan anak buah.

Singkat cerita setelah kayangan porak poranda, para dewa bingung dan mencari kesatria yang dapat melindungi serta menjaga ketentraman kayangan, hingga akhirnya diadakan sayembara untuk memilih kesatria pemberani.

 

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler