Tuesday, 21 Syawwal 1445 / 30 April 2024

Tuesday, 21 Syawwal 1445 / 30 April 2024

Hidayat Nur Wahid: MEA Berlaku, Narkoba Semakin Mengancam

Selasa 08 Dec 2015 13:03 WIB

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Winda Destiana Putri

Hidayat Nur Wahid dalam simposium bersama tokoh nasional yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Diponegoro (Undip) dalam rangka Diponegoro School of Nation 2015 di Gedung Prof Sudarto Undip, Semarang, Selasa (8/12).

Hidayat Nur Wahid dalam simposium bersama tokoh nasional yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Diponegoro (Undip) dalam rangka Diponegoro School of Nation 2015 di Gedung Prof Sudarto Undip, Semarang, Selasa (8/12).

Foto: Dok: MPR

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, pada awal 2016, Masyarakat Ekonomi ASEAN mulai berlaku, Indonesia semakin terbuka dan dengan jumlah penduduk terbesar menjadi pasar negara-negara lainnya.

Tidak terkecuali menjadi sasaran peredaran narkoba. Hidayat menggambarkan di Asia Tenggara terdapat segitiga emas penghasil opium Segitiga emas di perbatasan Thailand yang merupakan ladang ganja terluas di dunia.

"Dari ladang itu setiap tahun menghasilkan 160 miliar dolar Amerika. Indonesia adalah salah satu tujuan dari peredaran narkoba," kata Hidayat, dalam simposium bersama tokoh nasional yang diselenggarakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Diponegoro (Undip) dalam rangka Diponegoro School of Nation 2015 di Gedung Prof Sudarto Undip, Semarang, Selasa (8/12).

Menurut Hidayat, gambaran seperti itu sebelum MEA diberlakukan, perlu diwaspadai karena Kawasan ASEAN menjadi pasar bebas. Dengan jumlah penduduk terbesar, Indonesia menjadi pasar, termasuk target dari peredaran narkoba. 

Hidayat mengungkapkan, saat ini sebanyak 3,6 juta penduduk Indonesia menjadi korban narkoba. Sebagian besar korban adalah pemuda dan kalangan mahasiswa. Sebesar 25 persen penduduk Indonesia adalah kelompok usia muda.

''Merekalah yang menjadi sasaran penyebaran narkoba," ungkap politisi PKS itu.

Di depan simposium yang diikuti ratusan mahasiswa Undip, Hidayat mengkhawatirkan terjadinya lost generation akibat narkoba. Saat ini segitiga emas itu masih ada, produksi narkoba masih ada dan mahasiswalah menjadi target. 

Hidayat juga mengkhawatirkan, dalam era MEA Indonesia hanya menjadi penonton. Banyak produk asing membanjiri Indonesia karena lebih kompetitif, berkualitas dengan harga murah. Begitu juga dengan tenaga kerja asing yang lebih kompetitif.

''Indonesia menjadi pasar," katanya. 

Bahkan, Hidayat menambahkan, banyak warga Thailand mempelajari bahasa Indonesia untuk menghadapi MEA. Namun, ia heran mengapa rakyat Indonesia tidak mempelajari bahasa negara-negara lain di Asia Tenggara.

Selain Hidayat Nur Wahid, turut berbicara dalam simposium yang dibuka Rektor Undip Prod Dr H. Yos Johan Utama adalah Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo, Pangdam IV Diponegoro yang diwakili Kapendam Kol. Zainal Bahar, Gubernur Jateng yang diwakili Kasi Kurkulum Hari Wulyanto.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler