Jumat , 11 Dec 2015, 14:32 WIB

Asuransi Tani Diuji Coba di Banyumas

Rep: eko widiyatno/ Red: Taufik Rachman
Antara/Umarul Faruq
Petani mencabut bibit tanaman padi yang siap ditanam di Persawahan Kawasan Lingkar Timur, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (20/11).
Petani mencabut bibit tanaman padi yang siap ditanam di Persawahan Kawasan Lingkar Timur, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Jumat (20/11).

REPUBLIKA.CO.ID,  PURWOKERTO –- Program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) mulai diujicobakan bagi para petani di  Kabupaten Banyumas. Sebagai program ujicoba, pada tahun 2016 mendatang akan ada 6.000 hektare sawah yang masuk program asuransi.

Dalam program asuransi ini, jika area persawahan tersebut gagal panen akibat serangan hama, maka petani pemilik lahan akan mendapat ganti rugi sebesar Rp 6 juta per hektar.
 
Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Dinpertanbunhut) Banyumas, Tjutjun Sunarti Rochidie, mengatakan untuk melaksanakan program tersebut, pihaknya sudah melakukan pemberkasan dokumen. Sedangkan petani yang mengikuti program ini, diambil dari petani yang tergabung di 62 Gapoktan.

''Program asuransi tani ini baru merupakan program awal. Karena itu, pesertanya juga dibatasi hanya untuk para petani pemilik sawah dengan luas lahan keseluruhan 6.000 hektar,'' jelasnya, Jumat (11/12).

Menurutnya, dengan kepesertaan dalam program ini, maka pada para petani yang ikut serta program asuransi tani dikenakan biaya premi asuransi sebesar Rp 180 ribu per hektare per musim tanam. Namun karena merupakan program pemerintah, maka sebesar 80 persen biaya premi akan dibayarkan oleh pemerintah pusat. Sedangkan sisanya yang 20 persen, dibayar oleh petani.

Untuk mendapatkan ganti rugi dari pihak asuransi, dikatakan Tjutjun, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Antara lain, gagal panen yang dialami harus disebabkan oleh hama, baik hama tikus maupun hama lainnya. ''Sedangkan klaim asuransi, harus dilampiri laporan tertulis atau rekomendasi dari petugas yang mengontrol langsung kondisi sawah,'' jelasnya.
 
Adanya program ini, menurut Tjutjun, sudah disosialisasikan pada para petani yang akan mengikuti program tersebut. Bahkan acara sosialisasi yang berlangsung di aula Kodim 0701/Banyumas, juga dihadiri pimpinan di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP), Wahyu Budi. ''Intinya, program ini dilaksanakan untuk mencapai upaya swasembada beras,'' jelasnya.

Terkait program ini, Komandan Kodim 0701/Banyumas, Letkol Inf Erwin Ekagita Yuana, menyatakan petugas Babinsa (Bintara Pembina Desa) yang ada di koramil-koramil wilayahnya, siap bekerja sama dengan PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) untuk mendukung program swasembada pangan.

''Petugas Babinsa sudah mendapat pembekalan mengenai tugas apa saja yang harus dilakukan untuk mendampingi petani. Mereka harus ikut mengontrol jaringan irigasi, ketersediaan bibit/benih, kemudahan petani mendapatkan pupuk, dan pendampingan penyuluhan dan pengawasan pemberian alat mesin pertanian,'' jelasnya.

Video

Setjen DPR RI Komit Berdayakan Perempuan