Meremehkan Puasa, Allah Siapkan Azab yang Pedih di Neraka

Rep: Mabruroh/ Red: Erdy Nasrul

Ahad 12 Mar 2023 22:16 WIB

Ilustrasi muslimah berpuasa Foto: Dok Republika Ilustrasi muslimah berpuasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Puasa Ramadhan adalah ibadah yang wajib dilakukan oleh muslim untuk menahan dari segala perkara yang membatalkan puasa, sejak matahari terbit hingga matahari terbenam. Termasuk menahan diri dari makanan, minuman, dan juga syahwat.

Allah telah memerintahkan dalam Firman-Nya tentang kewajiban puasa ini, seperti yang tercantum dalam surat Al Baqaroh ayat 183.

Baca Juga

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (QS Al-Baqarah ayat 183) 

Benarkah semua muslim yang memenuhi syarat berpuasa menjalankan perintah itu? Karena setiap kali datang Ramadhan, kita masih sering menjumpai orang-orang dengan santai makan, minum, menghisap rokok di pinggir jalan tanpa rasa malu di bulan Ramadhan.

Bukankah fenomena ini bisa kita sebut sebagai perilaku orang-orang yang meremehkan puasa Ramadhan?  Lalu seperti apa sebenarnya hukum orang yang meremehkan puasa wajib ini. 

Apakah fenomena-fenomena itu akan kembali kita jumpai di tahun 2023 ini, karena tak lama lagi, kita akan berjumpa dengan bulan suci Ramadhan. 

Rizem Aizid dalam bukunya Para Musuh Allah menyebutkan, bahwa muslim yang meremehkan hingga meninggalkan puasa padahal dia mampu, akan mendapatkan azab yang pedih.

Abu Umamah RA, menuturkan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Ketika aku tidur, aku didatangi oleh dua orang laki-laki, lalu keduanya menarik lenganku dan membawaku ke gunung yang terjal. Keduanya berkata, 'Naiklah'. Lalu ku-katakan, 'Sesungguhnya aku tidak mampu? Kemudian ke-duanya berkata, 'Kami akan memudahkanmu. Maka, aku pun menaikinya sehingga ketika aku sampai di kegelapan gunung, tiba-tiba ada suara yang sangat keras. Lalu aku bertanya, 'Suara apa itu?' Mereka menjawab, 'Itu adalah suara jeritan para penghuni neraka.' Kemudian dibawalah aku berjalan-jalan dan aku sudah bersama orang-orang yang bergantungan pada urat besar di atas tumit mereka, mulut mereka robek, dan dari robekan itu mengalirlah darah. Kemudian aku (Abu Umamah) bertanya, 'Siapakah mereka itu?' Rasulullah Saw. menjawab, 'Mereka adalah orang-orang yang berbuka (membatalkan puasa) sebelum tiba waktunya (HR. Ibnu Khuzaimah dan Hakim).