Ahad 23 Oct 2022 16:18 WIB

Kebun Raya Bogor Mitigasi Pohon Selama Cuaca Ekstrem

Kebun Raya Bogor melakukan mitigasi terhadap pohon-pohon selama cuaca ekstrem ini.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Bilal Ramadhan
Pengunjung di Kebun Raya Bogor. Kebun Raya Bogor melakukan mitigasi terhadap pohon-pohon selama cuaca ekstrem ini.
Foto: Humas Kebun Raya Bogor
Pengunjung di Kebun Raya Bogor. Kebun Raya Bogor melakukan mitigasi terhadap pohon-pohon selama cuaca ekstrem ini.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Di tengah cuaca ekstrem, Kebun Raya Bogor (KRB) terus melakukan mitigasi terhadap pohon-pohon yang ada di wilayah tersebut. Pengelola KRB, PT Mitra Natura Raya (MNR) juga telah memberi tanda pada pohon-pohon yang dinilai rawan.

GM Coorporate Communication dan Security PT MNR Zaenal Arifin, mengatakan saat cuaca ekstrem beberapa pohon di KRB sempat ada yang tumbang. Namun saat ini pohon-pohon tersebut sudah berhasil dimitigasi.

Baca Juga

Di samping itu, lanjut dia, pihaknya juga melakukan arahan dan imbauan kepada pengunjung KRB untuk tidak berlindung di bawah pohon ketika hujan besar.

“Itu kita arahkan ke titik-titik aman dan kita kerahkan patroli untuk mengevakuasi pengunjung. Yang penting pengunjung tidak berdiri atau berteduh di bawah pohon ketika hujan,” kata Zae kepada Republika, Ahad (23/10/2022).

Selain itu, Zae mengatakan, PT MNR juga telah memasang sign atau tanda, termasuk safety line atau garis pengaman di beberapa pohon. “Itu warning (peringatan) supaya tidak berteduh di pohon tersebut,” sebutnya.

Terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, Teofilo Patrocinio Freitas, mengimbau warga agar tidak melakukan perjalanan di jam-jam rawan hujan angin. Terutama pada siang hingga sore hari.

“Ruas jalan Kota Bogor kan banyak pohonnya. Walaupun dilakukan pemangkasan tetap aja potensi bahaya tetap ada,” tegasnya.

Terkait dengan cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi hingga akhir tahun, Theo berharap masyarakat bisa lebih waspada dan ekstra hati-hati. Terutama untuk warga yang tinggal di bantaran sungai dan daerah yang ada kemiringan, tebingan segala macem, agar jangan apatis.

Menurut Theo, jika cuaca ekstrem mulai datang pada siang hingga sore, masyarakat di daerah rawan diimbau untuk melakukan evakuasi secara mandiri. Yakni mengungsi dari rumah yang posisinya dikira membahayakan.

“Setelah cuaca cerah pagi ya nggak apa-apa. Tapi dari siang ke sore itu agar melakukan evakuasi mandiri untuk menjaga supaya tidak ada korban jiwa,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement