Rabu 28 Sep 2022 15:29 WIB

Suku Bunga Naik, Begini Dampaknya ke Penjualan Grup Astra

Grup Astra mencatatkan pertumbuhan penjualan 23,37 persen pada semester I 2022.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Mobil listrik Toyota bZ4X (ilustrasi). Astra International mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 23,37 persen menjadi 258.849 unit sepanjang semester I 2022. Toyota dan Lexus masih menjadi kontributor terbesar yang mencatatkan penjualan sebanyak 150.015 unit kendaraan.
Foto: istimewa
Mobil listrik Toyota bZ4X (ilustrasi). Astra International mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 23,37 persen menjadi 258.849 unit sepanjang semester I 2022. Toyota dan Lexus masih menjadi kontributor terbesar yang mencatatkan penjualan sebanyak 150.015 unit kendaraan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) belum lama ini menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps. Kebijakan kenaikan suku bunga ini disebut dapat mengancam kinerja sejumlah sektor termasuk otomotif.

Dampak kenaikan suku bunga diyakini tidak terlalu berpengaruh terhadap kinerja penjualan Toyota. Pasalnya, permintaan mobil di dalam negeri hingga saat ini disebut masih tetap tinggi. 

Baca Juga

"Kebutuhan masyarakat akan mobil masih cukup tinggi, belum ada impact signifikan dalam jangka pendek," kata Marketing Division Head PT Toyota-Astra Motor Lina Agustina, Rabu (28/9/2022).

Lina melihat, dampak kenaikan suku bunga kemungkinan baru akan terasa dalam jangka panjang. Menurutnya, kinerja penjualan akan lebih terpengaruh perubahan kondisi makro akibat naiknya suku bunga. 

Sebagai informasi, Astra International mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 23,37 persen menjadi 258.849 unit sepanjang semester I 2022. Toyota dan Lexus masih menjadi kontributor terbesar yang mencatatkan penjualan sebanyak 150.015 unit kendaraan. 

Sementara General Manager Corporate Communications PT Astra Honda Motor (AHM) Ahmad Muhibbudin belum bisa memastikan dampak dari kenaikan suku bunga ini terhadap kinerja penjualan. Dia masih mempelajari lebih lanjut dengan lembaga pembiayaan yang menjadi mitra AHM.  

Ahmad mengatakan, pembelian motor AHM sebagian besar masih melalui pembiayaan. "Kami akan diskusi dengan lembaga pembiayaan, memang 80 persen pembelian sepeda motor itu menggunakan cara kredit," terang Ahmad.

Di sisi lain, Ahmad melihat penjualan sepeda motor mungkin akan lebih terdampak oleh kenaikan harga BBM subsidi. Menurut Ahmad, dampak nyata dari kebijakan tersebut sangat mempengaruhi kemampuan daya beli masyarakat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement