Selasa 06 Sep 2022 19:20 WIB

NTB Pastikan Bangun Kereta Gantung di Rinjani pada 2023

Pembangunan kereta gantung dari China akan kerja sama dengan investor asal China

Red: Nur Aini
Foto udara puncak Gunung Rinjani di Lombok Timur, NTB, Jumat (26/7/2019). Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Nusa Tenggara Barat memastikan rencana pembangunan kereta gantung di Rinjani di Pulau Lombok akan dikerjakan pada 2023.
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Foto udara puncak Gunung Rinjani di Lombok Timur, NTB, Jumat (26/7/2019). Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Nusa Tenggara Barat memastikan rencana pembangunan kereta gantung di Rinjani di Pulau Lombok akan dikerjakan pada 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Nusa Tenggara Barat memastikan rencana pembangunan kereta gantung di Rinjani di Pulau Lombok akan dikerjakan pada 2023.

"Alhamdulillah rencana pembangunan kereta gantung di Rinjani jalan terus. Paling lambat tahun 2023 sudah dikerjakan," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Nusa Tenggara Barat (NTB)Muhammad Rum di Mataram, Selasa (6/9/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan saat ini investor PT Indonesia Lombok Resort (ILT) milik investor asal China, tengah menyusun detail engineering design (DED) dan studi kelayakan kereta gantung Rinjani.

"Sekarang mereka (investor) sedang menyusun DED dan FS. Paling lama dua bulan Amdal-nya atau paling cepat tiga bulan sudah selesai," ujarnya.

Peletakan batu pertama pembangunan kereta gantung tersebut, ungkap Rum, diharapkan pada 17 Desember 2022 atau pada HUT ke-64 Provinsi NTB. Sedangkan, rentang waktu pembangunan diperkirakan selama dua tahun.

"Nanti ground breaking 17 Desember pada HUT NTB. Sedangkan, nilai investasi rencananya Rp2,2 triliun termasuk dengan resornya. Kalau konstruksinya paling cepat dua tahun," kata Rum.

Terkait informasi masih adanya penolakan warga terhadap rencana pembangunan kereta gantung tersebut, Rum menegaskan bahwa tidak ada warga yang menolak pembangunan kereta gantung di tempat itu.

"Tidak ada menolak, belum paham aja. Apa mau ditolak rezeki datang ini. Tidak ada masyarakat juga di hutan itu, bagaimana mau menolak," katanya.

Lokasi pembangunan kereta gantung Rinjani berada di kawasan hutan lindung di Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah. Total luas lahan yang disiapkan 500 hektare, sebagai lokasi pembangunan kereta gantung, disertai dengan jalur kereta sekitar 10 kilometer yang nantinya dilengkapi fasilitas pendukung lainnya.

Sebelumnya, pembangunan kereta gantung telah mendapat lampu hijau dari Gubernur NTB Zulkieflimansyah. Gubernur mengatakan NTB bakal dikunjungi banyak orang terutama karena kegiatan balap internasional seperti World Superbike (WSBK) dan MotoGP menjadi daya tariknya. Namun, tidak semua orang yang datang menyukai balapan di Sirkuit Mandalika.

"Ada juga, orang datang ingin melihat keindahan destinasi wisata di NTB, salah satunya di Gunung Rinjani. Sekarang bagaiimana kalau keindahan Rinjani atau daerah kita dilihat melalui kereta gantung, kenapa tidak," katanya.

Meski demikian, Gubernur mengingatkan pembangunan kereta gantung tersebut tidak merusak lingkungan.

"Saya percaya teknologi kita sudah cukup maju sehingga mampu menghindari dampak yang kita khawatirkan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement