Senin 05 Sep 2022 20:06 WIB

BCA Optimistis Kenaikan BBM tak Pengaruhi Penyaluran Kredit

BCA menargetkan penyaluran kredit tahun ini yang sebesar 8-10 persen.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Seorang pejalan kaki melintas di depan gedung Menara BCA di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (24/2)
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Seorang pejalan kaki melintas di depan gedung Menara BCA di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Rabu (24/2)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Haryanto T Budiman menyatakan, naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi tidak terlalu beperngaruh terhadap kinerja penyaluran kredit perusahaan. Perseroan, kata dia, mendukung kebijakan pemerintah itu demi menyehatkan anggaran.

"Tidak ada dampaknya (ke kredit). So far so good," ujar Haryanto kepada wartawan usai BCA Talk: Road to BCA Wealth Summit 2022, Senin (5/9/2022).

Baca Juga

Ia pun optimis target penyaluran kredit tahun ini yang sebesar 8 persen sampai 10 persen akan tercapai. Keoptimisan itu, jelas dia, karena Current Account and Saving Account (CASA) atau dana murah BCA cukup tinggi.

"CASA rasio BCA 81 persen. Jadi ketergantungan kita terhadap suku bunga deposito tidak terlalu tinggi," tuturnya.

Kondisi ekonomi saat ini, kata dia, memang penuh dengan ketidakpastian. Di Amerika Serikat sendiri (AS) The Fed telah naikkan suku bunga acuannya hingga 125 basis poin pada Juli. Kemungkinan akan naik lagi sebesar 50 basis poin.

Menaikkan suku bunga acuan itu terus dilakukan guna melawan inflasi di negera tersebut. Hanya saja menurutnya, menaikkan suku bunga Acuan hanya meredam inflasi dari sisi demand atau permintaan.

Padahal, sebanyak 64 persen masalah inflasi disebabkan oleh suplai. "China lockdown, logistik terganggu, dan tidak ada barang," ujar Haryanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement