Kamis 25 Aug 2022 09:01 WIB

Rusia Sesalkan Partisipasi Virtual Zelensky di DK PBB

Rusia akan melihat apakah Zelensky akan menghadiri Sidang Majelis Umum PBB ke-77.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menghadiri konferensi pers setelah KTT Platform Krimea di Kyiv, Ukraina, Selasa, 23 Agustus 2022.
Foto: AP Photo/Andrew Kravchenko
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menghadiri konferensi pers setelah KTT Platform Krimea di Kyiv, Ukraina, Selasa, 23 Agustus 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Rusia menyampaikan penyesalannya kepada Dewan Keamanan PBB karena mengizinkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara secara virtual lewat tautan video di badan tersebut, Rabu (24/8/2022). Menurut Moskow hal itu tak sejalan dengan aturan.

Duta Besar Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya negaranya menyesal anggota Dewan Keamanan PBB tak tunduk pada aturan atau tata cara kerja badan tersebut. Hal itu karena mereka memperkenankan Zelensky berpartisipasi secara virtual dalam pertemuan pada Rabu lalu. Padahal aturan Dewan Keamanan PBB mengharuskan partisipasi tatap muka.

Baca Juga

Selama pemungutan suara prosedural, yang tidak menetapkan penggunaan hak veto, sebanyak 13 dari 15 negara anggota Dewan Keamanan PBB mendukung untuk mengizinkan Zelensky berbicara secara virtual. Dalam voting tersebut, Rusia memilih menentang, sedangkan China abstain.

“Kami dapat memahami logika pendukung Barat Kiev, yang siap mengorbankan, tidak hanya semua warga Ukraina, menutupi kejahatan rezim, tetapi juga pekerjaan Dewan Keamanan PBB. Namun, kami sangat kecewa bahwa anggota lain, yang ketika mereka datang ke Dewan berkomitmen untuk mematuhi aturannya dan melindungi mereka, hari ini telah berkontribusi pada erosi fondasi dan praktiknya. Kami meminta semua negara anggota PBB untuk memperhatikan situasi saat ini,” kata Vasily Nebenzya mengomentari hasil voting yang mengizinkan Zelensky berbicara secara virtual di Dewan Keamanan PBB, dikutip kantor berita Rusia, TASS.

Nebenzya menekankan, terlepas dari posisi Rusia saat ini, negaranya tetap ingin mendengar curahan hati Zelensky. “Karena kami juga memiliki sesuatu untuk disampaikan kepadanya,” ucapnya.

Dia mengungkapkan, Rusia akan melihat apakah Zelensky akan menghadiri Sidang Majelis Umum PBB ke-77 sebagai kepala delegasi Ukraina. Sidang tersebut diagendakan digelar pada 13-17 September mendatang.

Konflik Rusia-Ukraina sudah berlangsung enam bulan. Volodymyr Zelensky telah menyampaikan, negaranya menolak segala bentuk perundingan yang memungkinkan Rusia mengunci keuntungan teritorial. Saat ini pasukan Rusia diketahui telah menguasai beberapa wilayah di Ukraina timur dan selatan.

“Kami tidak akan duduk di meja perundingan karena takut, dengan pistol diarahkan ke kepala kami. Bagi kami, besi yang paling mengerikan bukanlah rudal, pesawat terbang, dan tank, tetapi belenggu. Bukan parit, tapi belenggu,” kata Zelensky saat memberikan pidato hari peringatan kemerdekaan Ukraina ke-31, Rabu (24/8/2022).

Dia bersumpah, Ukraina akan merebut kembali wilayah yang sudah direbut Rusia, termasuk di Donbas. “Apa bagi kami akhir dari perang? Kita biasa mengatakan: damai. Sekarang kita katakan: kemenangan,” ujar Zelensky.

Pada kesempatan itu, Zelensky pun menyampaikan bahwa Ukraina telah terlahir kembali saat Rusia menyerang negara tersebut pada 24 Februari lalu. “Sebuah negara baru muncul di dunia pada 24 Februari pukul 4 pagi. Ia tidak dilahirkan, tetapi dilahirkan kembali. Sebuah bangsa yang tidak menangis, menjerit atau ketakutan. Salah satu yang tidak melarikan diri. Tidak menyerah. Dan tidak lupa,” ucapnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement