Kamis 25 Aug 2022 06:20 WIB

Rusia Lakukan Serangan Roket di Hari Kemerdekaan Ukraina

Roket menghantam sebuah kereta api di kota kecil Chaplyne, Ukraina.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Bendera Ukraina digantung di stasiun kereta saat penumpang tiba di Lviv, Ukraina, pada Hari Kemerdekaan negara itu, Rabu, 24 Agustus 2022.
Foto: AP Photo/David Goldman
Bendera Ukraina digantung di stasiun kereta saat penumpang tiba di Lviv, Ukraina, pada Hari Kemerdekaan negara itu, Rabu, 24 Agustus 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan, Rusia melakukan serangan roket ke stasiun kereta api Ukraina pada Rabu (24/8/2022). Serangan ini bertepatan dengan Hari Kemerdekaan ke-31 Ukraina dari pecahnya Uni Soviet. 

Dalam pidato video kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB), Zelenskyy mengatakan, roket menghantam sebuah kereta api di kota kecil Chaplyne, sekitar 145 km barat Donetsk yang diduduki Rusia di Ukraina timur. Empat gerbong terbakar.

Baca Juga

Menurut Zelenskyy,  sedikitnya 22 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya cedera dalam serangan roket Moskow itu. "Chaplyne adalah penderitaan kami hari ini. Sampai saat ini ada 22 orang tewas," katanya. 

Ukraina akan membuat Rusia bertanggung jawab atas semua yang telah dilakukannya. "Kami tanpa ragu akan mengusir penjajah dari tanah kami. Tidak ada jejak kejahatan ini yang akan tersisa di Ukraina kami yang bebas," ujar Zelenskyy. 

Perayaan Hari Kemerdekaan 24 Agustus dibatalkan. Namun banyak orang Ukraina menandai kesempatan itu dengan mengenakan kemeja bordir khas pakaian nasional.

Dalam pidato emosional kepada rekan senegaranya pada hari sebelumnya, Zelenskiy mengatakan, Ukraina dilahirkan kembali ketika Rusia menyerbu.  Kiev pada akhirnya akan mengusir pasukan Moskow sepenuhnya.

"Sebuah bangsa baru muncul di dunia pada 24 Februari pukul 04.00. Dia tidak dilahirkan, tetapi dilahirkan kembali. Sebuah bangsa yang tidak menangis, menjerit atau ketakutan. Bangsa yang tidak melarikan diri. Tidak menyerah. Dan tidak lupa," kata presiden Ukraina itu berbicara di depan monumen utama kemerdekaan Kiev dengan seragam tempur khasnya.

Zelenskyy dan istrinya, Olena Zelenska, bergabung dengan para pemimpin agama untuk kebaktian di katedral St. Sophia abad ke-11 di Kiev dan meletakkan bunga di peringatan tentara yang gugur. Pemimpin berusia 44 tahun itu mengatakan Ukraina akan merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia di Ukraina timur dan semenanjung Krimea yang dianeksasi Rusia pada 2014.

"Kami tidak akan duduk di meja perundingan karena takut, dengan pistol mengarah ke kepala kami. Bagi kami, besi yang paling mengerikan bukanlah rudal, pesawat dan tank, tetapi belenggu," ujar Zelenskyy. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement