Jumat 29 Jul 2022 23:02 WIB

Pertamina Salurkan 59,7 Persen Kuota JBKP di Belitung Timur

Penyaluran BBM penugasan oleh Pertamina diprediksi lebihi kuota.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Sejumlah pengendara antre di jalan raya untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Kampak, Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (11/12/2021). PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel hingga Juni 2022 sudah menyalurkan 59,7 persen atau 16.644 kilo liter jenis bahan bakar khusus penugasan (JBKP) kepada masyarakat Kabupaten Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung, dari total kuota untuk tahun ini sebesar 27.852 kilo liter.
Foto: Antara/Resha Juhari
Sejumlah pengendara antre di jalan raya untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU Kampak, Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (11/12/2021). PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel hingga Juni 2022 sudah menyalurkan 59,7 persen atau 16.644 kilo liter jenis bahan bakar khusus penugasan (JBKP) kepada masyarakat Kabupaten Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung, dari total kuota untuk tahun ini sebesar 27.852 kilo liter.

REPUBLIKA.CO.ID, MANGGAR -- PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel hingga Juni 2022 sudah menyalurkan 59,7 persen atau 16.644 kilo liter jenis bahan bakar khusus penugasan (JBKP) kepada masyarakat Kabupaten Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung, dari total kuota untuk tahun ini sebesar 27.852 kilo liter.

"Sejak Januari hingga Juni 2022 kita sudah salurkan sebesar 59,7 persen Pertalite JBKP dan berpotensi melebihi kuota hingga akhir tahun," kata Sales Branch Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel Hizkia Reiner Bontong di Manggar, Jumat (29/7/2022).

Baca Juga

Bontang menjelaskan, potensi over kuota BBM jenis pertalite sangat memungkinkan jika konsumsi masyarakat masih tinggi dan metode pengiriman tidak diubah. "Kita akan lihat kebutuhan masyarakat hingga akhir Juni, jika masih tinggi tentu ada upaya penambahan kuota namun tetap melihat kondisi di lapangan," katanya.

Ia mengatakan, untuk pengendalian penggunaan JBKP/ pertalite tetap menunggu regulasi terkait pengguna mypertamina. "Kita masih nunggu regulasinya, kalau semuanya sudah teregistrasi maka kita bisa memilah siapa yang benar-benar layak mendapatkan BBM bersubsidi," katanya.

Komite BPH Migas, Abdul Halim mengatakan, menambah kuota BBM dengan hitungan lebih kompleks. "Semuanya diolah secara statistik, bukan dari banyaknya motor, banyaknya orang, kondisi geografi, tetapi semua aspek menjadi satu kesatuan," ujar Abdul Halim.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement