Kamis 21 Jul 2022 00:05 WIB

Evaluasi Haji 2022: Ketua Komisi VIII Soroti Ketersediaan Obat Hingga Makanan Basi

Komisi VIII akan membentuk panja evaluasi haji 2022.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ani Nursalikah
Sejumlah jamaah haji mengantre toilet di Kota Tenda Mina sebelum menuju Padang Arafah, Makkah, Arab Saudi, Jumat (9/8). Sekitar 2 juta jamaah haji dari berbagai negara akan memulai berwukuf di tempat ini sebagai syarat sah berhaji. Evaluasi Haji 2022: Ketua Komisi VIII Soroti Ketersediaan Obat Hingga Makanan Basi
Foto: Amr Nabil/AP
Sejumlah jamaah haji mengantre toilet di Kota Tenda Mina sebelum menuju Padang Arafah, Makkah, Arab Saudi, Jumat (9/8). Sekitar 2 juta jamaah haji dari berbagai negara akan memulai berwukuf di tempat ini sebagai syarat sah berhaji. Evaluasi Haji 2022: Ketua Komisi VIII Soroti Ketersediaan Obat Hingga Makanan Basi

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto menyampaikan sejumlah catatan terkait pelaksanaan haji 2022. Berdasarkan tinjauannya langsung di tanah suci, ia menyoroti kurangnya ketersediaan obat untuk jamaah haji.

"Ada beberapa ketersediaan obat tidak terpenuhi. Saya tanya berapa lama tidak ada obat, hampir seminggu. Artinya perlu ada komunikasi yang baik antara petugas haji, kepala sektor dengan kemenkes," kata Yandri di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (20/7/2022). 

Baca Juga

Selain obat, Yandri juga menemukan banyaknya makanan basi. Salah satunya disebabkan pengemasan yang dilakukan setelah makanan baru matang sehingga terjadi penguapan tinggi. Kemudian ia juga menemui tertundanya jadwal makan lantaran jamaah terlalu lama beribadah sehingga ketika pulang makanan sudah basi. 

"Ya memang perlu ada juga cara pengemasan, kemudian ketaatan jamaah dalam hal makan, kemudian cara pendistribusian yang harus dibenahi," ucapnya. 

Wakil ketua MPR itu juga menemukan fasilitas yang tidak sesuai harapan saat wukuf di Arafah. Padahal biaya yang sudah dibayarkan sudah naik empat kali lipat. Namun, fasilitas tenda yang disediakan terlalu padat dan kasurnya dinilai terlalu kecil. Selain itu, jamaah yang antre ke kamar mandi terlalu panjang karena sedikitnya jumlah kamar mandi, terutama kamar mandi untuk jamaah haji perempuan.

"Makanya saya meminta kebutuhan kamar mandi perempuan itu mesti dua kali lipat dari laki-laki karena perempuan biasanya lama di kamar mandi. Jangan sampai saat mereka wukuf lama antre di WC. Itu saya lihat kemarin di Arafah," ujarnya.

Terkait temuan fasilitas yang dinilai tidak sesuai harapan, menurutnya hal itu perlu dibuat forum bersama. Sehingga dari sisi pembiayaan pelayanan bisa dibahas dengan negara-negara yang mengirimkan jamaah haji.

"Ke depan mumpung waktunya masih panjang, sebaiknya pemerintah Indonesia menginisiasi negara lain untuk mengetuk pintu Saudi agar duduk bareng agar bisa membuat komite atau forum bersama untuk mematangkan persiapan haji masa akan datang," tuturnya. 

Ada banyak temuan lain yang ia temui selama memantau pelaksanaan haji 2022 kemarin antara lain ketaatan petugas haji, dan pemondokan. Untuk itu, Komisi VIII akan membentuk panja evaluasi haji ke depan. 

"Setelah musim haji selesai Komisi VIII akan bentuk panja evaluasi haji," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement