Selasa 14 Jun 2022 04:45 WIB

Studi Ungkap Pemakaman Muslim Awal di Suriah

Swedia menemukan bukti salah satu pemakaman Islam paling awal di Suriah.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Agung Sasongko
Pemakaman Muslim Awa di Suriah (ilustrasi)
Foto: El Patiaz Cultural Association.
Pemakaman Muslim Awa di Suriah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Communications Biology pada Selasa (7/6), Peneliti Swedia menemukan bukti salah satu pemakaman Islam paling awal yang pernah ditemukan.

Para peneliti, termasuk ahli biologi evolusi Megha Srigyan dan ahli genetika populasi Torsten Gunther dari Universitas Uppsala, menganalisis sisa-sisa seorang wanita dan seorang pria yang ditemukan di Suriah.

Baca Juga

"Dengan tujuan mempelajari kelompok tani pertama di wilayah tersebut, kami melakukan analisis DNA purba pada sisa-sisa 14 manusia," kata Srigyan, dilansir dari laman Jerusalem Post pada Senin (13/6).

"Hanya dua individu dari lapisan atas situs yang mengandung DNA endogen dalam jumlah yang cukup dan ini berasal dari kuburan yang kami anggap milik periode prasejarah kemudian. Setelah penanggalan radiokarbon, menjadi jelas bahwa kami memiliki sesuatu yang tidak terduga dan istimewa," lanjutnya. 

Pada 2009 dan 2010, peneliti Spanyol dan Prancis, bersama dengan mahasiswa arkeologi Suriah, menemukan beberapa situs pemakaman di Tell Qarassa, Suriah. Untuk mempelajari kelompok tani paling awal di daerah tersebut, mereka melakukan analisis DNA pada sisa-sisa 14 orang yang ditemukan di lokasi tersebut, menurut pemimpin peneliti Cristina Valdiosera, seorang arkeogenetik di University of Burgos, Spanyol.

Adapun setelah ditentukan menggunakan penanggalan radiokarbon bahwa situs pemakaman tersebut berasal dari masa kekhalifahan Umayyah pada akhir abad ke-7 dan awal abad ke-8. Para peneliti Swedia menentukan dari gaya pemakamannya bahwa itu konsisten dengan tradisi pemakaman Islam awal.

"Hasil genomiknya juga mengejutkan karena kedua individu itu tampak berbeda secara genetik dari kebanyakan Levantine kuno atau modern. Yang paling mirip, meskipun tidak identik, kelompok modern adalah Badui dan Saudi, menunjukkan kemungkinan koneksi ke Semenanjung Arab," kata Srigyan, yang melakukan analisis data.  

"Sebagian besar bukti kami tidak langsung tetapi jenis data yang berbeda, diambil bersama-sama, menunjukkan pria dan wanita ini termasuk dalam kelompok sementara yang jauh dari rumah, menunjukkan kehadiran Muslim awal di pedesaan Suriah," kata Gunther, yang mengkoordinasikan studi Swedia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement