Kamis 09 Jun 2022 13:54 WIB

Gapgindo Sebut Pabrik Gula Baru Mampu Memenuhi Kebutuhan Industri Dalam Negeri

Lima pabrik gula baru beroperasi mulai tahun ini.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Proses produksi gula dalam pabrik (ilustrasi)
Foto: fxcuisine.com
Proses produksi gula dalam pabrik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gabungan Produsen Gula Indonesia (Gapgindo) menyebut mampu memproduksi gula kristal rafinasi (GKR) untuk kebutuhan industri. Pasalnya, fasilitas mesin telah menggunakan teknologi modern yang diklaim sangat inovatif.

Gapgindo merupakan gabungan dari lima pabrik gula berbasis tebu yang baru beroperasi penuh tahun ini. Lantaran pabrik baru, mesin-mesin penggilingan yang digunakan disebut lebih modern daripada mesin pabrikan gula yang sudah ada lebih dulu.

Baca Juga

"Mesin-mesin kami sangat modern dan inovatif. Saat ini pun kalau disuruh memproduksi gula dengan Icumsa yang sesuai dengan industri, kami pun siap," kata Koordinator Munas I Gapgindo, Syukur Iwantoro di Jakarta, Kamis (9/6/2022).

Syukur mengatakan, pembangunan pabrik gula baru telah diatur sedemikian rupa untuk bisa memproduksi gula dengan kualitas terbaik sesuai permintaan konsumen. Namun, untuk memproduksi gula berkualitas tentunya juga harus didukung dengan pasokan tebu yang juga berstandar tinggi.

Diketahui, pemenuhan gula rafinasi untuk industri masih dipenuhi oleh pasokan impor. Pada 2022, total kebutuhan gula rafinasi ditaksir mencapai 3,4 juta ton.

Produksi gula tebu nasional saat ini baru sekitar 2,3 juta ton. Namun, seluruhnya digunakan untuk pemenuhan gula konsumsi masyarakat yang rata-rata kebutuhannya 3,2 juta ton.

Syukur mengatakan, tahun ini Gapgindo menargetkan produksi gula tebu mencapai 400 ribu ton khusus untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi. Produksi diharapkan terus meningkat mencapai 600 ribu ton tahun 2024 mendatang.

Ia menambahkan, target tersebut tentunya tidak akan tercapai tanpa peran kemitraan dengan petani yang saling menguntungkan. Gapgindo berkomitmen untuk iktu mendukung peningkatan kesejahteraan petani agar iklim usaha budidaya tebu semakin bergairah.

"Jika petani sejahtera, produksi akan tinggi, maka kami akan berjaya untuk mengembalikan kejayaan pergulaan Nusantara," kata dia.

Sebagai informasi, kelima pabrik gula baru itu di antaranya PT Rejoso Manis Indo di Kabupaten Blitar dan PT Kebun Tebu Mas di Lamongan, Jawa Timur.

Kemudian PT Pratama Nusantara Sakti di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan lalu PT Muria Sumba Manis di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur serta PT Prima Alam Gemilang di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement