Rabu 25 May 2022 07:42 WIB

Perbaikan Nutrisi Pasien Rawat Inap Bisa Turunkan Risiko Komplikasi Penyakit

Pasien rawat inap kerap mengalami malanutrisi.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Pasien rawat inap (Ilustrasi). Malanutrisi dapat meningkatkan durasi rawat inap.
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Pasien rawat inap (Ilustrasi). Malanutrisi dapat meningkatkan durasi rawat inap.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Malanutrisi merupakan hal yang sering terjadi pada pasien rawat inap di rumah sakit. Malanutrisi dapat meningkatkan durasi rawat inap dan frekuensi pasien untuk perlu dirawat kembali di rumah sakit, bahkan bisa menyebabkan risiko kematian.

Persoalannya, kondisi tersebut sering tidak diketahui. Menurut dr Nurhayat Usman SpB-KBD dari Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Digestif Indonesia, hubungan penyakit pasien dan malanutrisi selama ini belum menjadi fokus optimal.

Baca Juga

"Padahal, dukungan nutrisi sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi dan pemulihan kesehatan secara menyeluruh dari pasien," ungkap dr Nurhayat dalam acara media briefing "Perbaikan Nutrisi Turunkan Risiko Komplikasi Kesehatan dan Biaya Pengobatan", dikutip dari siaran pers, Selasa (24/5/2022).

Kejadian malanutrisi pasien rawat inap memang masih banyak terjadi di berbagai negara, seperti pada banyak rumah sakit di Asia. Kondisi ini didapat dari hasil riset yang dilakukan di tujuh negara Asia yang didukung oleh Fresenius Kabi Deutschland GmbH, Jerman.

Malanutrisi adalah kondisi yang merujuk pada kekurangan gizi seperti protein, karbohidrat, mineral atau zat mikronutrisi. Malanutrisi disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya kondisi medis pasien.

Berdasarkan penelitian mengenai malanutrisi pada pasien rawat inap yang dilakukan di Indonesia, Korea Selatan, India, Taiwan, Vietnam, Filipina, dan Thailand, terungkap bahwa 76 persen pasien di sembilan rumah sakit Indonesia mengalami risiko malanutrisi sedang hingga tinggi. Ini berarti tiga dari empat pasien bedah berpotensi akan mengalami malanutrisi dalam kondisi sedang hingga tinggi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement