Kamis 19 May 2022 18:40 WIB

Wisatawan Banyak Tempuh 'Jalur Tikus' Menuju Wisata Situ Bagendit

Wiatawan yang masuk melalui 'jalur tikus' mayoritas tidak membeli tiket.

Situ Bagendit di Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Situ Bagendit di Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Wakil Bupati Garut Helmi Budiman menyatakan, banyak wisatawan masuk "jalur tikus" atau tidak beli tiket untuk ke tempat wisata Situ Bagendit di Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada musim libur Lebaran. Hal ini perlu dibenahi agar lebih tertib.

"Yang tidak pakai karcis itu banyak, di sini kan kita belum selesai (penataannya) sehingga banyak jalur-jalur "tikus" yang masuk ke sini," kata Helmi Budiman di Garut, Kamis (19/5/2022).

Baca Juga

Ia menuturkan, objek wisata Situ Bagendit mendapatkan perhatian langsung dari pemerintah pusat yang merevitalisasinya agar lebih menarik, nyaman, dan menjadi tempat wisata kelas dunia. Wisata Situ Bagendit, kata dia, meski belum diresmikan, namun tingkat kunjungan wisatawan sudah cukup ramai, terbukti saat musim libur Hari Raya Lebaran ramai oleh pengunjung dari berbagai daerah.

Mereka yang berkunjung, kata dia, ada yang masuk melalui jalur resmi yakni dua gerbang yang dikelola pemerintah daerah. Kemudian lima gerbang yang dikelola Bumdes dan masyarakat setempat.

"Kemudian juga tidak sedikit juga yang lewat jalur jalan yang memang belum ditutup ya, jadi jalan-jalan "tikus" atau apa itu banyak yang masuk ke situ," katanya.

Jika dipersentasekan, kata dia, wisatawan yang masuk jalur resmi atau membeli tiket sekitar 70 persen atau sekitar 40 ribuan, sisanya bisa jadi masuk dengan menggunakan "jalur tikus" atau tidak membeli tiket. "Yang resmi, yang beli karcis itu sekitar 70 persennya yang beli karcis itu," katanya.

Ia menyampaikan, objek wisata Situ Bagendit sudah selesai tahapan revitalisasinya. Pemerintah daerah, kata dia, sudah melakukan upaya persiapan untuk rencana peresmian itu dengan membersihkan sampah sisa dari aktivitas wisatawan saat musim libur panjang.

"Bukan hanya itu (sampah) termasuk bagaimana penempatan pedagang, penempatan tempat permainan, penempatan termasuk eceng gondok atau teratai," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement