Wanita 100 tahun Bahagia Bisa Sholat Ramadhan di Masjid Al Aqsa

Rep: Rossi Handayani/ Red: Muhammad Hafil

Selasa 12 Apr 2022 16:00 WIB

 Wanita Palestina berdoa selama bulan suci Islam Ramadhan di depan kuil Dome of the Rock di kompleks Masjid Al Aqsa di kota tua Yerusalem, Jumat, 8 April 2022. Foto: AP/Mahmoud Illean Wanita Palestina berdoa selama bulan suci Islam Ramadhan di depan kuil Dome of the Rock di kompleks Masjid Al Aqsa di kota tua Yerusalem, Jumat, 8 April 2022.

REPUBLIKA.CO.ID,YERUSALEM -- Wanita Palestina berusia 100 tahun telah mengatasi masalah terkait medis dan penghalang jalan Israel untuk sholat di masjid Al Aqsa pada pekan lalu.

Dilansir dari laman Alaraby pada Selasa (12/4) Haji Halimah yang berusia seratus tahun bergabung dengan lebih dari 80 ribu jamaah di masjid Yerusalem untuk sholat Jumat pertama di bulan Ramadhan.

Baca Juga

Halimah merupakan Penduduk Hebron, yang lahir 28 tahun sebelum negara Israel didirikan. Dia digambarkan tersenyum dan di kursi rodanya saat dia berjalan ke masjid di jantung Yerusalem yang dikelilingi oleh simpatisan.

Hajjah Halimah kini tidak bisa berjalan, dia berangkat pada Jumat pagi ke masjid dan tiba pada siang hari untuk shalat Jumat. Dia berhasil melakukannya meskipun polisi Israel dan pasukan keamanan menutup akses ke kota tua Yerusalem. Ini memaksa jamaah untuk menavigasi rute yang jauh lebih jauh untuk mencapai situs suci.

Sholat Jumat selama Ramadhan dapat menarik lebih dari 200 ribu orang di Al Aqsa. Meskipun Israel secara rutin mencoba membatasi akses jamaah ke situs tersebut.

Ramadhan tahun lalu, pasukan Israel dengan keras menghancurkan protes damai Palestina dan pertemuan shalat di tempat suci. Itu terjadi setelah beberapa keluarga di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur yang diduduki menghadapi pemindahan paksa, ketika pemukim mencoba mengambil alih rumah mereka.

Tanggapan kekerasan terhadap protes melihat Hamas menembakkan roket ke Israel. Kemudian ditanggapi dengan serangan udara yang menghancurkan di daerah kantong yang terkepung, menewaskan 250 warga Palestina termasuk puluhan anak-anak.

Adapun Israel menginvasi Yerusalem Timur dan Tepi Barat dalam perang 1967 dan terus menduduki wilayah Palestina secara ilegal sejak saat itu. Warga Palestina di Tepi Barat menghadapi intimidasi dan kekerasan dari para pemukim, bersama dengan pasukan Israel.