Senin 21 Mar 2022 00:05 WIB

PHRI Harap Event Internasional tak Berhenti di MotoGP

Penyelenggaraan MotoGP terbukti mampu menggairahkan kembali okupansi hotel.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Sejumlah tamu berada di lobi salah satu hotel berbintang di Mataram, NTB, Rabu (16/3/2022). Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyampaikan masih terdapat ketersediaan akomodasi sebanyak 6.492 kamar per 13 Maret 2022 di Lombok, NTB menjelang ajang Pertamina Grand Prix of Indonesia atau MotoGP di Mandalika.
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
Sejumlah tamu berada di lobi salah satu hotel berbintang di Mataram, NTB, Rabu (16/3/2022). Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyampaikan masih terdapat ketersediaan akomodasi sebanyak 6.492 kamar per 13 Maret 2022 di Lombok, NTB menjelang ajang Pertamina Grand Prix of Indonesia atau MotoGP di Mandalika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan ajang MotoGP Mandalika membawa banyak manfaat bagi sektor pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Indonesia. Maulana menyebut penyelenggaraan MotoGP terbukti mampu menggairahkan kembali tingkat okupansi kamar hotel di Lombok dan Indonesia secara umum. 

Hal ini tak lepas dari meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnus). Menurut Maulana, antusiasme masyarakat terhadap MotoGP menjadi kegembiraan bagi para investor yang telah berinvestasi di sektor perhotelan maupun restoran di Lombok.

Baca Juga

"Okupansi hotel sudah tentu meningkat, bahkan banyak hotel yang sudah penuh di beberapa kabupaten dan kota di Pulau Lombok," ujar Maulana saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Ahad (20/3/2022).

Maulana menilai peningkatan kunjungan dan okupansi juga berdampak luas bagi perekonomian para pelaku usaha lain, mulai dari transportasi, kuliner, ekonomi kreatif, dan produk-produk UMKM. Tak hanya itu, ungkap Maulana, pemerintah daerah pun pemasukan dari pendapatan asli daerah (PAD) melalui pajak hotel dan restoran. Maulana menyebut MotoGP Mandalika menjadi momentum tepat dalam kebangkitan sektor pariwisata Indonesia.

"Secara promosi, Indonesia punya satu sirkuit MotoGP yang saat ini menjadi sorotan dunia mengingat banyaknya media internasional hadir di sini," ucap Maulana.

Maulana berharap gairah pariwisata di Lombok tak hanya berhenti saat ajang MotoGP berlangsung. Maulana menyebut pemerintah harus memiliki ajang-ajang internasional serupa ke depan. Dengan begitu, lanjut Maulana, investasi di sektor perhotelan dan restoran di Lombok tetap akan terus bertumbuh ke depan.

"Harus bisa dipertahankan setelah MotoGP usai. Harus ada keberlanjutan, jangan cuma satu event saja terus selesai," ucap Maulana.

Pengamat Pariwisata Taufan Rahmadi mengatakan penyelenggaraan MotoGP untuk area sirkuit relatif berjalan lancar. Namun, Taufan menyoroti manajemen event yang terjadi di luar sirkuit. Menurut Taufan, mekanisme penukaran tiket hingga akses jalan menuju lokasi sirkuit masih belum maksimal. 

"Sejak penukaran tiket, mereka tidak tertangani dengan baik, lalu muncul persoalan (akses) untuk sampai lokasi karena jalan macetnya luar biasa," ujar Taufan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement