Selasa 15 Mar 2022 21:42 WIB

YLKI Sulteng: Masyarakat Paling Banyak Adukan Kelangkaan Minyak Goreng

Pengaduan yang diterima YLKI Sulteng tidak langsung ditindaklanjuti saat itu juga.

Pekerja menuangkan minyak goreng. Kelangkaan minyak goreng menjadi hal yang banyalk diadukan oleh masyarakat ke YLKI (ilustrasi)
Foto: Antara/Jessica Helena Wuysang
Pekerja menuangkan minyak goreng. Kelangkaan minyak goreng menjadi hal yang banyalk diadukan oleh masyarakat ke YLKI (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) Salman Hadianto menyatakan, sepanjang 2022 hingga saat ini, aduan yang paling banyak diterima oleh YLKI Sulteng terkait kelangkaan dan harga minyak goreng kemasan yang tinggi. "Dari puluhan aduan yang diterima YLKI Sulteng sepanjang 2022 hingga bulan Maret ini, yang paling banyak adalah kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) dan minyak goreng kemasan," katanya di Palu, Selasa (15/3/2022).

Ia menerangkan aduan-aduan yang diterima YLKI Sulteng tidak langsung ditindaklanjuti saat itu juga. Tetapi melalui beberapa tahapan yang telah diatur berdasarkan Undang-Undang (UU) Perlindungan Konsumen.

Baca Juga

Pertama, jika masyarakat selaku konsumen mengalami masalah terkait pelayanan atau barang yang diperoleh dari pelaku usaha atau instansi, maka konsumen mengajukan keluhan kepada pelaku usaha atau instansi yang dituju. "Nah, ketika anda sudah mengajukan keluhan kemudian tidak ditindaklanjuti, maka adukan ke YLKI untuk selanjutnya akan mengadakan mediasi antara konsumen dengan pelaku usaha atau instansi yang diadukan agar dicarikan jalan keluar, untuk mengatasi persoalan tersebut," ujarnya.

Cara itu, Salman mengatakan, untuk mengedukasi masyarakat agar menjadi konsumen yang kritis, cerdas dan mandiri menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Tidak bergantung kepada YLKI jika permasalahan itu masih bisa diselesaikan sendiri.

Setelah BBM dan minyak goreng langka, Salman mengatakan aduan selanjutnya yang paling banyak diterima oleh YLKI Sulteng terkait jasa pelayanan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). "Kalau listrik kembali sering mengalami pemadaman, pasti banyak aduan yang kami terima. Kemudian aduan terkait jasa pelayanan telekomunikasi," ucapnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement