Senin 14 Mar 2022 11:47 WIB

Presiden Polandia: Penggunaan Senjata Kimia Bisa Ubah Permainan di Ukraina

Para pemimpin NATO dinilai tak akan diam jika Rusia menggunakan senjata kimia.

Dalam foto yang diambil dari video yang dirilis oleh Layanan Pers Kementerian Pertahanan Rusia pada Selasa, 1 Maret 2022, seorang tentara Rusia menodongkan senjata dari helikopter militer Rusia saat terbang di atas lokasi yang dirahasiakan di Ukraina.
Foto: AP/Russian Defense Ministry Press S
Dalam foto yang diambil dari video yang dirilis oleh Layanan Pers Kementerian Pertahanan Rusia pada Selasa, 1 Maret 2022, seorang tentara Rusia menodongkan senjata dari helikopter militer Rusia saat terbang di atas lokasi yang dirahasiakan di Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Penggunaan senjata kimia di Ukraina oleh Rusia akan menjadi pengubah permainan dan NATO akan memikirkan secara serius tentang cara menanggapinya. Demikian disampaikan oleh Presiden Polandia Andrzej Duda, Ahad (13/3/2022).

"Jika dia menggunakan senjata pemusnah massal apa pun, maka itu akan menjadi game changer (pengubah permainan) bagi semua hal," kata dia dalam wawancara dengan BBC  merujuk pada Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca Juga

"Tentunya Aliansi Atlantik Utara (NATO) dan para pemimpinnya yang dipimpin Amerika Serikat akan duduk satu meja dan benar-benar harus memikirkan secara serius apa yang dilakukan karena hal itu mulai berbahaya."

Sejak Rusia melancarkan invasi di Ukraina pada 24 Februari, AS khawatir NATO terseret dalam perang yang lebih luas dengan Rusia. Para pejabat Barat pada Jumat mengatakan Rusia mungkin menggunakan senjata kimia di Ukraina dalam serangan "kambing hitam" untuk mencari pembenaran atas invasinya. Namun belum ada indikasi adanya penggunaan senjata itu secara luas dalam perang di Ukraina.

Pada Rabu, Washington membantah tuduhan baru dari Rusia bahwa AS mengoperasikan lab senjata biologis di Ukraina. Mereka menyebut tuduhan itu "menggelikan" dan menyebut Moskow mungkin sedang mencari-cari alasan untuk menggunakan senjata biologis atau kimia.Belum ada tanggapan dari kedutaan Rusia di Washington tentang pernyataan AS itu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement