Senin 14 Mar 2022 09:23 WIB

Menlu Turki: Masjid Turki di Mariupol Ukraina tidak Rusak

Sebanyak14.480 warga Turki sudah dievakuasi dari Ukraina sejak dimulainya perang

Masjid Turki di kota Mariupol Ukraina tidak mengalami kerusakan setelah ada laporan roket menghantam tak jauh dari lokasi
Masjid Turki di kota Mariupol Ukraina tidak mengalami kerusakan setelah ada laporan roket menghantam tak jauh dari lokasi

REPUBLIKA.CO.ID, ANTALYA -- Menteri luar negeri Turki pada Ahad (13/3/2022) mengkonfirmasi bahwa sebuah masjid Turki di kota Mariupol Ukraina tidak mengalami kerusakan setelah ada laporan roket mendarat 700 meter (2.300 kaki) dari bangunan tersebut. 

Dalam konferensi pers yang mengakhiri Forum Diplomasi Antalya (ADF) di Turki selatan, Mevlut Cavusoglu mengatakan "denyut diplomasi" telah terdengar di acara tersebut selama empat hari terakhir, menambahkan bahwa Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengadakan 11 pertemuan bilateral di sela-sela pertemuan tersebut

Baca Juga

Sementara Cavusoglu sendiri mengadakan 67 pertemuan. Menlu Turki menambahkan: "600 insan pers dari 27 negara menghadiri forum edisi kedua tersebut."

Turki mencatat bahwa ADF telah menjadi acara yang diakui secara internasional, dengan dihadiri lebih dari 3.000 orang dari 75 negara, termasuk 17 kepala negara dan pemerintahan, 80 menteri, 39 perwakilan organisasi internasional.

"Lebih dari sepertiga negara bagian di dunia, sekitar 40persen, diwakili di sini pada tingkat tertinggi," katanya.

Mengutip pidato pembukaan Presiden Erdogan pada Jumat kemarin, Cavusoglu mengatakan forum tersebut berfokus pada "bagaimana memanfaatkan diplomasi dengan lebih baik ditengah tuntutan menghilangkan ketidaksetaraan global."

Dia juga mencatat bahwa Turki menyambut baik pembicaraan yang diadakan di Forum Diplomasi Antalya yang berkontribusi pada diplomasi dan dialog.

Cavusoglu lebih lanjut menginformasikan bahwa setidaknya 14.480 warga Turki dievakuasi dari Ukraina sejak dimulainya perang pada 24 Februari.

Menlu Turki menekankan perlunya gencatan senjata dan koridor kemanusiaan, termasuk di kota Mariupol, dan mencatat bahwa masalah tersebut dibahas pada pertemuan trilateral dengan menteri luar negeri Rusia dan Ukraina di Antalya pada Rabu.

Mengutip pertemuan trilateral, menteri Turki mengatakan "fakta bahwa kedua belah pihak ingin kami menghadiri pertemuan ini, merupakan indikasi kepercayaan untuk negara kami."

Sikap berorientasi diplomasi

Turki telah mengambil "sikap berprinsip dan berorientasi pada diplomasi" sejak awal, kata Cavusoglu.

Dalam pertemuan trilateral dengan sejawatnya dari Rusia Sergei Lavrov dan Menlu Ukraina Dmytro Kuleba, Cavusoglu menekankan perlunya membuka koridor kemanusiaan di wilayah Mariupol.

"Tidak hanya warga kami, tetapi juga warga negara lain (di Mariupol). Sangat berisiko untuk mengevakuasi warga, karena perang sekarang telah berubah menjadi pertempuran jalanan, dan bentrokan di jalanan terus berlanjut," kata Cavusoglu.

Dia lebih lanjut menekankan bahwa Turki melanjutkan upayanya untuk membawa para pemimpin Ukraina dan Rusia ke meja, seperti yang juga disebutkan oleh Lavrov dan Kuleba selama konferensi pers mereka pada Jumat kemarin.

"Pada prinsipnya, (Presiden Rusia Vladimir) Putin mengatakan kepada Presiden kami (Erdogan) melalui telepon bahwa dia tidak menentang pertemuan semacam itu. Lavrov mengulanginya pada konferensi pers. Pihak Ukraina siap," kata menteri Turki sambil menambahkan bahwa "Negosiasi serius sedang berlanjut di antara mereka sendiri tentang masalah teknis dan beberapa masalah lainnya."

Mengomentari pembicaraan dengan sejawatnya dari Armenia Ararat Mirzoyan, Cavusoglu mengatakan menteri Armenia menyuarakan kesediaan Yerevan untuk mengadakan pembicaraan damai dengan Azerbaijan.

Dia menekankan bahwa baik Turki dan Azerbaijan tertarik pada stabilitas kawasan, menambahkan bahwa Armenia harus menanggapi posisi ini.

"Kami tidak berbicara tentang konflik, perselisihan, mediasi. Semua orang, tentu saja, harus melakukan bagian mereka untuk stabilitas kawasan," katanya.

Menekankan bahwa Turki mendukung semua langkah yang akan diambil antara Armenia dan Azerbaijan, Cavusoglu mencatat bahwa Ankara juga mendukung proyek-proyek yang mereka setujui untuk dilaksanakan sesegera mungkin.

Kehadiran Taliban di ADF

Menanggapi pertanyaan tentang Turki mengundang penjabat Menteri Luar Negeri Afghanistan Amir Khan Muttaqi ke ADF, Cavusoglu mengatakan mereka mengundang semua orang tanpa diskriminasi.

"Sangat wajar bagi kami untuk mengundang pemerintahan sementara Afghanistan saat ini. Karena semua orang mengatakan sesuatu tentang Afghanistan, akan bermanfaat jika Afghanistan ada di sana saat mereka mengatakannya," tambahnya.

Menteri Turki menekankan bahwa kebutuhan mendesak bagi Afghanistan adalah bantuan kemanusiaan.

"Ada langkah-langkah lain yang perlu diambil terutama untuk keamanan dan stabilitas ekonomi negara," katanya sambil menggarisbawahi bahwa Turki tidak terburu-buru untuk mengakui pemerintahan sementara negara itu, dan sedang menunggu, seperti banyak negara lain, untuk Kabul. untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

 

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/menlu-turki-masjid-turki-di-mariupol-ukraina-tidak-rusak/2534206
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement