Selasa 01 Mar 2022 16:53 WIB

Australia akan Danai Senjata Mematikan untuk Ukraina

Australia telah menjanjikan Rp729 miliar untuk mendanai persenjataan Ukraina

Perdana Menteri Australia Scott Morrison berbicara pada konferensi pers di Sydney, Kamis, 24 Februari 2022, ketika Rusia mulai menyerang Ukraina. Morrison mengatakan sanksi terhadap Rusia akan menjadi undang-undang pada hari Jumat tetapi tidak akan berlaku sampai akhir Maret.
Foto: Bianca De Marchi/AAP Image via AP
Perdana Menteri Australia Scott Morrison berbicara pada konferensi pers di Sydney, Kamis, 24 Februari 2022, ketika Rusia mulai menyerang Ukraina. Morrison mengatakan sanksi terhadap Rusia akan menjadi undang-undang pada hari Jumat tetapi tidak akan berlaku sampai akhir Maret.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Australia telah menjanjikan 70 juta dolar Australia (sekitar Rp729 miliar) untuk mendanai pengadaan senjata mematikan, termasuk rudal dan amunisi, untuk Ukraina, kata Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, Selasa (1/3/2022). Australia berubah pendirian dari sikapnya pekan lalu, saat mengatakan hanya akan mendanai bantuan teknis militer.

Pada Selasa (1/3/2022), Morrison mengatakan kepada awak media bahwa sebagian besar pendanaan senjata baru untuk Ukraina masuk ke dalam kategori senjata mematikan.

Baca Juga

"Kami sedang membicarakan rudal, kami sedang membicarakan amunisi, kami sedang membicarakan dukungan untuk mereka, untuk membela tanah air mereka sendiri di Ukraina dan kami akan melakukannya melalui koordinasi dengan NATO," katanya.

Menurut PM, senjata-senjata itu akan segera dikirim, namun tidak diketahui kapan waktunya. Morrison juga mendesak warga negara Australia agar tidak bergabung dengan milisi Ukraina dalam melawan militer Rusia. Ia menyebutkan bahwa posisi hukum kombatan sipil asing belum jelas.

Australia akan menyerahkan bantuan kemanusiaan sebesar 35 juta dolar Australia (sekitar Rp364 miliar) kepada organisasi internasional yang membantu warga Ukraina melalui penyediaan tempat tinggal, makanan, perawatan medis, air dan pendidikan.

sumber : Antara / Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement