Ahad 27 Feb 2022 14:06 WIB

Dokter RS UMM Kulik tentang Transpalantasi Rambut dan Keamanannya

Transplantasi rambut merupakan salah satu alternatif mengatasi masalah kebotakan

Rep: wilda fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Dokter Rumah Sakit (RS) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ruby Riana Asparini mengulik secara mendalam mengenai transplantasi rambut. Pembahasan ini termasuk keamanan operasi tersebut dan prosedurnya.
Foto: istimewa
Dokter Rumah Sakit (RS) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ruby Riana Asparini mengulik secara mendalam mengenai transplantasi rambut. Pembahasan ini termasuk keamanan operasi tersebut dan prosedurnya.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Dokter Rumah Sakit (RS) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ruby Riana Asparini mengulik secara mendalam mengenai transplantasi rambut. Pembahasan ini termasuk keamanan operasi tersebut dan prosedurnya.

Menurut Ruby, transplantasi rambut merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah kebotakan di kepala yang disertai kerusakan folikel rambut. Bahkan, kini transplantasi tersebut mulai dikenal luas oleh masyarakat sejak beberapa artis tanah air melakukannya. "Terutama mereka yang ingin mengatasi masalah kebotakan atau penipisan rambut," kata Ruby.

Baca Juga

Transplantasi rambut sebenarnya bukan suatu operasi besar dan sangat aman untuk dilakukan. Operasi ini bisa dilakukan pada siapa saja dari semua kalangan usia. Meskipun bukan tergolong operasi yang besar, operasi ini hanya bisa dilakukan terbatas di beberapa Rumah Sakit (RS) tertentu.

Dosen Fakultas Kedokteran UMM ini mengungkapkan, terdapat beberapa kriteria dalam transplantasi rambut yang harus dipenuhi oleh pasien. Pasien harus memiliki rambut rontok yang cukup, rambut daerah donor yang baik dan kulit kepala yang sehat. Kemudian juga kesehatan umum yang baik, dan pasien memiliki harapan yang wajar.

Menurut Ruby, ada beberapa persiapan yang harus dilakukan pasien ketika akan menjalani operasi transplantasi. Pertama, pasien harus menjalani diet khusus selama satu pekan sebelum transplantasi. Hal ini bertujuan untuk mengurangi darah yang keluar selama operasi. 

Selain itu, harus menjalani pengecekan fisik dan darah untuk mengetahui kemungkinan pasien menderita penyakit atau kelainan tertentu. Terakhir, pasien harus menghentikan konsumsi obat-obatan seperti aspirin, vitamin E dan food supplement. Bahkan, konsumsi obat pengencer darah juga harus dihentikan selama satu pekan sebelum operasi berlangsung.

Pada proses operasi, dokter biasanya dibantu oleh tim transplantasi yang berjumlah empat sampai lima orang. Kegiatan untuk melakukan operasi ini sekitar empat hingga lima jam dengan keadaan sadar. 

Semakin tinggi tingkat kepatuhan pasien untuk melaksanakan instruksi sebelum transplantasi, maka makin sedikit pula darah yang keluar. "Hal ini juga akan mempercepat proses operasi,” ungkap dosen kelahiran Jakarta tersebut.

Penanaman rambut ini memiliki beberapa efek samping setelah menyelesaikan operasi. Namun efek-efek tersebut hanya berlangsung sementara. 

Salah satu efek samping yang dirasakan adalah pembengkakan pada wajah tanpa rasa nyeri. Efek tersebut biasanya mulai terjadi pada hari kedua atau ketiga setelah penanaman dan berlangsung selama lima sampai tujuh hari. 

Efek lain yang mungkin akan timbul, yakni memar ringan di sekitar mata. Memar ini akan hilang dalam beberapa hari ke depan. Kemudian juga akan mengalami rasa kebas pada daerah donor. Lalu rasa nyeri ringan pada daerah donor yang menyerupai nyeri setelah operasi kecil.

Setelah menjalani operasi, pasien juga tidak diperkenankan mencuci rambutnya sendiri. Pencucian rambut harus dilakukan oleh salah seorang dari tim transplantasi pada hari kedua, keempat dan kedelapan setelah transplantasi rambut. Pasien baru diperbolehkan mencuci rambutnya sendiri setelah satu pekan setelah operasi dengan menggunakan shampoo antiseptik.

Ruby mengungkapkan, rambut yang dicangkok akan mulai tumbuh secara normal tiga bulan setelah proses penanaman. Rambut itu akan tetap tumbuh normal serta mempunyai sifat yang sama dengan asal dari mana rambut tersebut diambil. "Misalnya apabila donor berasal dari kepala bagian belakang kepala, maka rambut hasil tanam akan memiliki sifat dan ketahanan yang sama seperti rambut kepala bagian belakang serta tidak akan mengikuti proses kerontokan," kata Ruby.

Untuk biaya dari prosedur tanam rambut, kata Ruby, ini tergantung dari tingkat kesulitan. Hal ini menyesuaikan banyaknya folikel rambut yang diambil dan pengalaman dokter. Namun pada umumnya, biaya operasi ini berkisar antara Rp 50 sampai 200 juta.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement