Sabtu 26 Feb 2022 20:26 WIB

MUI Berharap BSI Bisa Lebih Mandiri dan Independen

BSI sudah menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia.

Rep: intan pratiwi/ Red: Hiru Muhammad
Karyawati Bank Syariah Indonesia (BSI) menghitung uang rupiah di Kantor Cabang Pembantu (KCP) Daud Beureueh, Banda Aceh, Aceh, Jumat (21/1/2022). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan pertumbuhan kredit perbankan tahun 2022 sebesar 7,5 persen yaitu lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 5,2 persen.
Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Karyawati Bank Syariah Indonesia (BSI) menghitung uang rupiah di Kantor Cabang Pembantu (KCP) Daud Beureueh, Banda Aceh, Aceh, Jumat (21/1/2022). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan pertumbuhan kredit perbankan tahun 2022 sebesar 7,5 persen yaitu lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 5,2 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendukung BSI menjadi Bank BUMN. MUI menilai langkah tersebut mampu membuat BSI bisa bersaing dengan bebas  dengan bank-bank lain.

Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas menilai BSI sudah menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia. Anwar menilai sudah saatnya BSI menjadi mandiri dan bukan dikendalikan oleh induknya.

Baca Juga

"Untuk itu sudah saatnya BSI  tampil sebagai bank yang mandiri dan independen yang berhak untuk menentukan dirinya sendiri yang itu tentu tidak akan bisa terjadi  kalau dia masih terkait dengan ketiga bank yang melahirkannya yang telah menjadi induknya," ujar Anwar kepada Republika, Sabtu (26/2).

Anwar menilai dengan BSI berdiri sendiri maka bisa lebih banyak berkontribusi pada masyarakat maupun kemajuan ekonomi bangsa. "Terutama untuk masyarakat lapis bawah seperti  usaha menengah, kecil,  usaha mikro dan ultra mikro agar mereka-mereka tersebut bisa naik kelas sehingga dengan demikian diharapkan BSI akan bisa berperan aktif bagi memperbesar kelas menengah," tambah Anwar.

Apalagi saat ini, jumlah usaha besar di Indonesia hanya 0,01 persen dari total dunia usaha yang ada. Sementara usaha menengah hanya 0,09 persen. Sedangkan usaha kecil sebesar 1,22 persen.

"Jadi total dunia usaha yang terjamah oleh dunia perbankan nasional hanya sekitar 1,32%. Lalu  bagaimana halnya dengan nasib dunia usaha mikro dan ultra mikro yang jumlahmya 98,68% ? Mereka boleh dikatakan  nyaris belum  tersentuh oleh dunia perbankan yang ada," ujar Anwar.

Ia menilai hal ini bisa menjadi peluang bagi BSI untuk mengambil langkah strategis dalam menyesejahterakan masyarakat.

"Bila ini bisa terjadi maka tentu jumlah kelas menengah kita akan semakin membesar dan membesar  sehingga diharapkan  struktur masyarakat kita akan bertransformasi dari bentuk piramid menjadi seperti belah ketupat, dimana kelas atas dan bawahnya sedikit sementara kelas menengahnya lebih dominan," ujar Anwar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement