Sabtu 26 Feb 2022 08:09 WIB

China Hormati Kedaulatan Ukraina dan Keamanan Rusia

Tuntutan keamanan Rusia dinilai Menlu China perlu ditangan secara serius.

Menteri Luar Negeri China Wang Yi tengah berbicara pada the 58th Munich Security Conference (MSC) melalui konferensi video, Sabtu (19/2/2022).
Foto: Shen Hong/Xinhua via AP
Menteri Luar Negeri China Wang Yi tengah berbicara pada the 58th Munich Security Conference (MSC) melalui konferensi video, Sabtu (19/2/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan kepada pejabat senior Eropa pada Jumat (25/2/2022) bahwa China menghormati kedaulatan negara, termasuk Ukraina. Akan tetapi, ia menilai kekhawatiran Rusia tentang ekspansi NATO ke timur juga harus ditangani dengan benar.

Setelah berminggu-minggu peringatan dari para pemimpin Barat, Presiden Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi ke Ukraina dari utara, timur dan selatan pada Kamis (24/2/2022). Ini merupakan serangan terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

Baca Juga

Beberapa minggu sebelum invasi, China dan Rusia mengumumkan kemitraan strategis, dan sejauh ini Beijing tidak mengutuk tindakan Moskow. Wang mengatakan situasi saat ini di Ukraina bukanlah sesuatu yang ingin dilihat Beijing dan akan menyambut dialog langsung antara Rusia dan Ukraina sesegera mungkin.

"China dengan tegas menganjurkan untuk menghormati dan menjaga kedaulatan dan integritas teritorial semua negara," kata Wang, menurut pernyataan dari Kementerian Luar Negeri China. 

"Ini juga berlaku untuk masalah Ukraina."

Wang telah mengadakan panggilan terpisah dengan Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss, kepala urusan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell dan seorang penasihat presiden Prancis. "Mengingat lima putaran berturut-turut ekspansi NATO ke arah timur, tuntutan keamanan Rusia yang sah harus ditanggapi dengan serius dan ditangani dengan benar," kata Wang, menurut pernyataan itu.

Presiden AS Joe Biden pada Kamis mengatakan negara mana pun yang mendukung serangan Rusia di Ukraina akan dicemarkan oleh asosiasi,' dan Washington mengatakan perusahaan China akan menghadapi konsekuensi jika mereka berusaha membantu Moskow menghindari kontrol ekspor yang diberlakukan oleh negara-negara Barat.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement