Rabu 23 Feb 2022 19:48 WIB

Pasokan Beras di Kabupaten Tangerang Masih Aman

Pasokan beras di Kabupaten Tangerang terbilang aman untuk memenuhi kebutuhan warga.

Petani menjemur gabah di Mauk, Kabupaten Tangerang, Banten. Ketersediaan beras di Kabupaten Tangerang masih aman.
Foto: Antara/Fauzan
Petani menjemur gabah di Mauk, Kabupaten Tangerang, Banten. Ketersediaan beras di Kabupaten Tangerang masih aman.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertan) Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten memastikan produksi atau ketersediaan beras petani di wilayahnya itu terbilang masih aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal.

"Untuk produksi beras ada sekitar 172.586 ton, jadi memang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Tangerang dari jumlah penduduk yang hampir 4 juta lebih ini bisa dibilang masih belum memenuhi. Tetapi kalau untuk ketersediaan beras masih aman atau cukup," kata Kepala Penyuluh Pertanian Muda pada Dispertan Kabupaten Tangerang, Sahri di Tangerang, Rabu (23/2/2022).

Baca Juga

Ia menyebutkan, hasil produksi beras dari luas lahan 36.202 hektare di sejumlah wilayah yang menjadi sentra petani di Kabupaten Tangerang baru mencapai angka 108.280 ton beras.

Meski begitu, lanjut dia, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan menjamin ketersediaan beras dari produksi lokal di masa pandemi Covid-19 aman dan terpenuhi.

Ia juga menyebutkan, dari luas lahan baku eksisting petani yang ada di 29 kecamatan itu ada 36.202 hektare dengan dua musim masa tanam diantaranya pada awal Oktober sampai Maret, kemudian April sampai September.

"Adapun luas tanam pada tahu 2021 itu berjumlah 73.722 hektare, dari luasan itu hasil panen akan tidak sesuai dengan angka luasan tanam karena mengalami puso baik akibat cuaca maupun hama," katanya.

Ia mengungkapkan, untuk hasil produksi dari gabah kering giling (GKG) yaitu mencapai 354.032 ton, akan tetapi jika di konversikan menjadi produksi beras yaitu sebanyak 172.586 ton.

"Jadi kalau untuk kebutuhan atau stok yang ada di tempat penggilingan itu harus dilihat kebutuhan per kapita, untuk itu datanya ada di bidang ketahanan pangan. Kita belum bisa menjawab terkait itu," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement