Ahad 20 Feb 2022 17:10 WIB

PM Australia Gunakan Insiden Laser China untuk Menyerang Oposisi

Jelang pemilu, PM Australia tuduh partai oposisi tak mampu atasi masalah keamanan

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Perdana Menteri Australia Scott Morrison tuduh partai oposisi tak mampu atasi masalah keamanan. Ilustrasi.
Foto: AP Photo/Rick Rycroft
Perdana Menteri Australia Scott Morrison tuduh partai oposisi tak mampu atasi masalah keamanan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison menuduh Partai Buruh yang merupakan oposisi tidak mampu mengatasi masalah keamanan nasional. Hal ini disampaikan menjelang pemilihan umum pada Mei mendatang.

Ketua oposisi Anthony Albanese mengecam insiden kapal Angkatan Laut (AL) China menyinari pesawat patroli Australia dengan laser. Namun Morrison mengatakan rekam jejak pemerintahan Partai Buruh pada isu keamanan nasional masih mengkhawatirkan.

Baca Juga

"Cara Australia melawan koersi dan perundungan dan intimidasi dan ancaman adalah apa yang pemerintah saya lakukan," kata Morrison seperti dikutip ABC Australia, Ahad (20/2/2022).

"Itulah mengapa kami meningkatkan pengeluaran untuk meningkatkan kemampuan pertahanan, saat kami memerintah, pengeluaran pertahanan terendah sejak awal Perang Dunia II," tambahnya.

Sebelumnya Morrison menuduh China melakukan 'tindakan intimidasi' setelah kapal AL mereka mengarahkan laser ke pesawat pengintai militer Australia pekan lalu. Pesawat patroli maritim P-8A Poseidon disinari laser saat terbang di bagian utara Australia oleh  kapal Angkatan Laut Tentara Pembebas Rakyat (PLA) China.

Departemen Pertahanan Australia mengatakan tindakan ini membahayakan nyawa. Morrison mengatakan pemerintahnya akan meminta jawaban dari Beijing. "Saya tidak melihat selain tindakan intimidasi, tanpa provokasi, tanpa peringatan, dan Australia tidak akan pernah menerima tindakan intimidasi," tegas Morrison.

Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton menggambarkan insiden itu sebagai tindakan yang amat agresif karena dilakukan di zona ekonomi eksklusif Australia. "Saya pikir pemerintah China berharap tidak akan yang membicarakan tindakan perundungan agresif ini, kami melihatnya dengan bentuk yang berbeda di berbagai kawasan dan bagian dunia lain," katanya pada stasiun televisi Sky News.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement