Senin 14 Feb 2022 20:53 WIB

Swedia Sarankan Dosis Kedua Booster Bagi Lansia di Atas 80 Tahun

Dosis kedua 'booster' juga disarankan bagi penghuni panti wreda.

Badan Kesehatan Swedia pada Senin (14/2/2022) menyarankan agar kaum lansia berusia 80 tahun ke atas mendapatkan booster vaksin COVID-19 kedua alias dosis ke-4 COVID.
Foto: LaPresse
Badan Kesehatan Swedia pada Senin (14/2/2022) menyarankan agar kaum lansia berusia 80 tahun ke atas mendapatkan booster vaksin COVID-19 kedua alias dosis ke-4 COVID.

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Badan Kesehatan Swedia pada Senin (14/2/2022) menyarankan agar kaum lansia berusia 80 tahun ke atas mendapatkan booster vaksin COVID-19 kedua alias dosis ke-4 COVID untuk mencegah penurunan imunitas di tengah penyebaran varian Omicron. Rekomendasi itu juga ditujukan kepada orang-orang yang tinggal di panti wreda atau yang menerima program bantuan hidup.

Dilansir dari reuters, Senin, booster kedua akan diberikan minimal empat bulan setelah booster pertam. Kasus COVID-19 Swedia mencatat rekor pada awal tahun ini ketika Omicron menyebar cepat di seluruh negeri.

Baca Juga

Namun, otoritas mengandalkan dosis booster dan gejala varian Omicron yang lebih ringan untuk meringankan beban sistem kesehatan dan menghapus pembatasan COVID-19 sekaligus mengurangi jumlah tes bulan ini. Virus corona masih mewabah dan Badan Kesehatan mengatakan dalam beberapa pekan terakhir semakin banyak jumlah kasus di kalangan yang berisiko tinggi terkena sakit parah, seperti penghuni panti wreda.

"Dosis booster memperkuat perlindungan. Karena itu kami yakin orang-orang berusia 80 tahun ke atas akan merasakan manfaat dari dosis booster kedua," kata Ketua Ahli Epidemiologi Swedia, Anders Tegnell.

Seperti halnya booster pertama, booster kedua menggunakan vaksin Pfizer/Biontech dan Moderna, katabadan tersebut.

Sementara itu, sekolah, rumah sakit, transportasi umum, dan tempat keramaian di Kota Suzhou, Provinsi Jiangsu, China, Senin (14/2/2022), ditutup sementara setelah ditemukan delapan kasus positif COVID-19 varian Omicron. Delapan kasus tersebut, satu di antaranya tanpa gejala, ditemukan di Kawasan Industri Suzhou yang menaungi 1.837 perusahaan biofarmasi, aplikasi nanoteknologi, dan kecerdasan artifisial (AI), menurut otoritas setempat.

Dilansir dari reuters, Senin, pasien pertama yang ditemukan merupakan karyawan yang bekerja di gudang material impor. Empat dari delapan kasus tersebut ditemukan dari hasil tes PCR secara mandiri dan beberapa pasien mengalami demam.

Sampai saat ini otoritas setempat belum menemukan kasus Omicron pada penduduk lokal. Pengelola Kawasan Industri Suzhou meminta semua staf dan warga sekitar untuk melakukan tes PCR mulai Senin pagi.

Sebanyak 39 wilayah berisiko di kota berpenduduk 10 juta jiwa itu telah ditutup aksesnya secara total (lockdown). Semua acara yang melibatkan orang banyak dibatalkan.

Gedung bioskop, kafe, karaoke, pub, dan tempat keramaian umum lainnya ditutup sementara. Taman kanak-kanak, sekolah dasar dan menengah, dan lembaga kursus juga ditutup.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement