Selasa 18 Jan 2022 02:30 WIB

Kurikulum Prototipe Dirancang Mendorong Siswa Belajar Berdebat

Kurikulum Prototipe memberi fleksibilitas dan ruang besar bagi kearifan lokal.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Indira Rezkisari
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim. Nadiem Makarim, menyebut Kurikulum Prototipe merupakan upaya pemerintah dalam menciptakan perubahan dalam pengembangan karakter dan pola pikir siswa.
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim. Nadiem Makarim, menyebut Kurikulum Prototipe merupakan upaya pemerintah dalam menciptakan perubahan dalam pengembangan karakter dan pola pikir siswa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, menyebut Kurikulum Prototipe merupakan upaya pemerintah dalam menciptakan perubahan dalam pengembangan karakter dan pola pikir siswa. Lewat kurikulum tersebut, kata Nadiem, pembelajaran didorong untuk menyesuaikan kemampuan para siswa.

"Dengan kurikulum ini, kita ingin menciptakan perubahan pada anak yang memiliki kemampuan berkolaborasi, kemampuan berpikir kritis, belajar berdebat, dan membuat inisiatif-inisiatif sesuai dengan kebutuhannya," ungkap Nadiem di SMPN II Kota Bandung berdasarkan siaran pers, Senin (17/1/2022).

Baca Juga

Nadiem menambahkan, Kurikulum Prototipe juga mendorong agar tersedianya ruang yang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar para siswa. Di sisi lain, kata Nadiem, Kurikulum Prototipe memberi fleksibilitas dan ruang besar bagi kearifan lokal sehingga setiap satuan pendidikan dapat menunjukkan karakter dan keunikannya masing-masing.

"Ini adalah kesempatan bagi Bapak/Ibu guru untuk melakukan perubahan, jadi mohon untuk tidak disia-siakan," ujar Nadiem.

Sementara itu, Kepala SMPN II Kota Bandung, Erni Kusniati, menuturkan, sekolahnya telah menerapkan Kurikulum Prototipe untuk siswa didik kelas VII. Menurut Erni, Kurikulum Prototipe memberikan kemerdekaan kepada sekolah untuk menerapkan sistem pembelajaran sesuai dengan kebutuhan sekolah.

"Tujuan pembelajarannya diserahkan ke sekolah," jelas Erni.

Erni menerangkan, melalui kurikulum itu sekolahnya mengedepankan project-based learning agar bakat dan kompetensi siswanya dapat dikembangkan. Dia melihat anak-anak didiknya sangat antusias menyambut hal tersebut. Bahkan, kata dia, siswa kelas VIII dan kelas IX yang masih menerapkan Kurikulum 2013 menginginkan hal yang sama.

"Masih menerapkan Kurikulum 2013 walaupun disederhanakan mereka ingin pembelajarannya berbasis projek karena menyenangkan," kata dia.

Melalui kurikulum itu pula, kata Erni, para siswa menjadi memiliki tantangan untuk mengembangkan karakternya hingga terbentuk profil Pelajar Pancasila. “Anak-anak mengaku menjadi lebih bertanggung jawab dan memiliki banyak teman, karena mereka berkolaborasi. Itu karakater yang tumbuh pada anak," tutur Erni.

SMPN II Kota Bandung ditetapkan sebagai sekolah penggerak pada 30 April 2021. Erni mengungkapkan, sekolahnya telah mengajak sekolah-sekolah lain yang belum menerapkan kurikulum prototipe untuk menerapkannya. Pihaknya juga mengajak sekolah-sekolah lain agar ikut menjadi sekolah-sekolah penggerak.

"Sekolah kami bersama sekolah penggerak lainnya di Kota Bandung telah mengajak sekolah lain untuk turut menerapkan kurikulum ini dan turut menjadi sekolah penggerak," kata Erni.

Dengan menjadi sekolah penggerak, kata dia, banyak tantangan yang harus dikembangkan terutama dalam hal digitalisasi sekolah. Menurut Erni, para guru mau tidak mau harus sudah melek ilmu teknologi (IT). Dia mengatakan, saat ini sudah saatnya para guru mengajar sesuai kebutuhan siswa.

"Jadi sekolah sudah harus mengasses siswanya, mengetahui gaya belajar, hobi, dan sebagainya,” jelas Erni.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Hidayat, berharap lebih banyak satuan pendidikan di Kota Bandung bisa segera menjadi sekolah penggerak. Dia melihat program itu sebagai program yang bagus. Saat itu, Hikmat mengungkapkan, sudah ada empat sekolah penggerak di jenjang SD dan sembilan sekolah penggerak di jenjang SMP di wilayahnya.

"Di Kota Bandung sudah terdapat empat sekolah penggerak pada jenjang SD, dan sembilan sekolah pada jenjang SMP," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement