Ahad 02 Jan 2022 14:31 WIB

Penampilan Melempem, Ada Apa dengan Lukaku?

Lukaku juga tak bisa berbuat banyak dengan kondisi fisiknya.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Muhammad Akbar
Reaksi Romelu Lukaku dari Chelsea saat pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Chelsea FC dan Southampton FC di London, Inggris, 02 Oktober 2021.
Foto: EPA-EFE/FACUNDO ARRIZABALAGA
Reaksi Romelu Lukaku dari Chelsea saat pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Chelsea FC dan Southampton FC di London, Inggris, 02 Oktober 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Romelu Lukaku baru-baru ini mengungkapkan ketidakbahagiaannya selah pindah ke Chelsea senilai 115 juta Euro dari Inter Milan pada musim panas kemarin.

Ia tampak mengalami kesulitan bersama The Blues. Berbeda ketika ia berseragam di Inter. Dikutip dari football Italia, Ahad (2/1), striker 28 tahun tersebut tak bisa dipungkiri menjadi bagian penting dari skema permainan Antonio Conte di Inter.

Baca Juga

Ia mencetak 64 gol, 16 assist dalam 95 penampilannya di semua kompetisi dalam dua tahun bersama Nerazzuri.

Namun statistik gemilang tersebut turun drastis di bawah Thomas Tuchel. Lukaku baru mencetak lima gol dalam 13 penampilan Liga Inggris. Rata-rata gol Lukaku di Chelsea menurun dari sebelumnya 0,81 gol menjadi 0,63 gol.

Pemain Internasional Belgia tersebut juga lebih sedikit melakukan operan di Chelsea dibandingkan ketika berseragam Inter.

Ia hanya mencatatkan 19,0 operan per 90 menit musim ini atau turun dari 23,9 opera per 90 menit ketika di Inter. Tembakannya juga menurun dari 2,78 per 90 menit musim lalu menjadi 2,39 per 90 musim ini.

Lukaku pun lebih sedikit menciptakan peluang dari proses tembakan yaitu dari 3,56 peluang per 90 menit menurun menjadi 2,83 peluang per 90 menit.

Lukuku juga sedikit melakukan sentuhan dari 36,6 per 90 menit menjadi 30,5 per 90 menit. Perbedaan sistem antara Antonio Conte dan Thomas Tuchel ditengarai menjadi alasan Lukaku mengalami penurunan statistik dari berbagai hal.

Conte dikenal sebagai pelatih yang menerapkan sistem serangan balik yang bagus dengan formasi 3-5-2. Lukaku dipasangkan dengan Lautaro Martinez oleh Conte.

Sementara Tuchel lebih menyukai penguasaan bola dan formasi 3-4-2-1 dengan Lukaku dipasang sebagai ujung tombak sendirian di depan. Hal tersebut juga dipandang sebagai pembeda antara Serie A dan Liga Inggris.

Seringkali diyakini Liga Inggris identik dengan permainan yang mengandalkan fisik. Lukaku dinilai kurang mampu menggertak pemain bertahan di Liga Inggris dibandingkan ketika di Serie A.

Sistem yang dipakai Conte juga memberi Lukaku lebih banyak ruang antara lini pertahanan lawan dan gawang. Adapun di Chelsea, Lukaku lebih jauh bergerak ke dalam.

Ini yang ditengarai menjadi penyebab Lukaku lebih sedikit dalam menggiring bola musim ini. Lukaku hanya mencatatkan 1,96 per 90 menit dibandingkan 2,16 per 90 menit musim lalu dalam menggiring bola.

Lukaku juga tak bisa berbuat banyak dengan kondisi fisiknya. Sehingga catatan penampilannya bersama Chelsea pun lebih sedikit dibandingkan dengan Inter.

Musim lalu, ia melewatkan empat pertandingan sementara dengan The Blues sudah melewatkan Sembilan pertandingan musim ini. Hal ini bisa jadi karena jadwal padat serta waktu istirahat terbatas yang diperoleh Lukaku.

Lukaku menjadi ujung tombak Inter ketika mereka meraih Scudetto. Inter kemudian mengalami krisis keuangan sehingga harus menjual beberapa pemainnya demi mengurangi beban pengeluaran. Conte dan Lukaku diantara yang harus dikorbankan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement