Rabu 22 Dec 2021 07:43 WIB

Semeru Alami 10 Kali Gempa Guguran

Selain gempa guguran, Gunung Semeru juga mengalami dua kali gempa embusan.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Qommarria Rostanti
Gunung Semeru masih mengalami gempa guguran pada Rabu (22/12) periode pukul 00.00 sampai 06.00 WIB. Data terbaru menyebutkan, gunung berketinggian 3676 mdpl ini mengalami 10 kali gempa guguran (ilustrasi).
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Gunung Semeru masih mengalami gempa guguran pada Rabu (22/12) periode pukul 00.00 sampai 06.00 WIB. Data terbaru menyebutkan, gunung berketinggian 3676 mdpl ini mengalami 10 kali gempa guguran (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Gunung Semeru masih mengalami gempa guguran pada Rabu (22/12) periode pukul 00.00 sampai 06.00 WIB. Data terbaru menyebutkan, gunung berketinggian 3676 mdpl ini mengalami 10 kali gempa guguran.

"Dengan amplitudo satu sampai 11 milimeter (mm) dan lama gempa 30 hingga 190 detik," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru, Mukdas Sofian dalam laporan tertulis, Rabu (22/12).

Baca Juga

Selain gempa guguran, Gunung Semeru juga mengalami dua kali gempa embusan. Berdasarkan laporan, amplitudo gempa ini sekitar empat hingga delapan mm. Gempa ini setidaknya berlangsung sekitar 55 sampai 60 detik.

Adapun untuk hasil laporan pengamatan visual, Mukdas mengungkapkan, gunung api terlihat jelas. Pihaknya juga berhasil mengamati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi. Asap kawah tersebut terlihat sekitar 50 hingga 200 meter dari puncak.

Saat ini status Gunung Semeru masih berada pada level tiga atau siaga. Sebab itu, Mukdas meminta masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer (km) dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan.

"Hal ini karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak," ujarnya.

Di samping itu, masyarakat juga diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius lima km dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru. Pasalnya, lokasi tersebut rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Selanjutnya, Mukdas mendorong masyarakat sekitar untuk mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Hal ini terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Kemudian juga mewaspadai potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement